Ekonomi 2023 Diprediksi Lebih Rendah, Airlangga: Kita Maksimalkan 2022

Ekonomi 2023 Diprediksi Lebih Rendah, Airlangga: Kita Maksimalkan 2022

Muhamad Yoga Prastyo - detikFinance
Rabu, 02 Mar 2022 16:05 WIB
Kemenko Perekonomian
Foto: Kemenko Perekonomian
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ekonomi Indonesia pada 2021 berhasil mengalami pertumbuhan pasca melakukan kerja sama dalam mengendalikan pandemi COVID-19. Pertumbuhan ekonomi ini tercermin dalam pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun penguatan rupiah.

Pada Q4 tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,02%. Adapun secara keseluruhan, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 3,69%.

Level investasi saat ini juga telah kembali pada pre-covid level dan beberapa sektor utama masih tumbuh positif. Misalnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) telah berada di level optimis dengan mencapai angka 119,6 pada Januari 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PMI Manufaktur Indonesia juga telah berada di level ekspansif 51,2 pada bulan Februari 2022. Selain itu, konsumsi rumah tangga, industri pengolahan, perdagangan, pertanian, pertambangan, dan konstruksi juga juga tumbuh positif.

Selanjutnya, sektor industri pengolahan juga mengalami pertumbuhan. Hal ini tidak lepas dari keputusan pemerintah dalam memberikan fasilitas PPnBM otomotif untuk menggerakkan sektor pengolahan.

ADVERTISEMENT

Sektor konstruksi juga mengalami pertumbuhan akibat pemberian insentif PPN Properti oleh pemerintah yang dilanjutkan sampai tahun ini. Tak hanya itu, pemerintah juga telah memutuskan untuk memperpanjang pemberian subsidi Kredit Usaha Rakyat (KUR) 3% untuk mendorong produktivitas UMKM.

"Ekonomi kita bergantung pada konsumen, bergantung pada industri pengolahan, belanja pemerintah, dan tentu saja yang terkait juga dengan investasi. Itu adalah beberapa engine of growth dari pada Indonesia," kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Rabu (2/3/2022).

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan pemerintah telah memutuskan untuk membuat program pemulihan ekonomi nasional guna memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi ini. Salah satunya di sektor perlindungan sosial melalui Bantuan Tunai untuk PKL, Warung, dan Nelayan (BT-PKLWN).

Melihat bantuan pada tahun 2021 lalu yang tersalurkan hingga 99%, Airlangga lantas mengatakan Presiden Joko Widodo memutuskan untuk melanjutkan bantuan ini di tahun 2022 untuk penanganan kemiskinan ekstrem di 212 kabupaten/kota.

"Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada segenap jajaran Polri yang telah mengawal kebijakan ekonomi sekaligus juga penanganan COVID-19 yang saya yakin akan berbeda apabila kita tidak mendapatkan dukungan yang luar biasa dari Bapak Kapolri dan jajarannya," ucapnya.

Pemerintah, tambahnya, juga telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 ini akan mencapai 5,2%. Pertumbuhan tersebut dapat dicapai apabila penanganan COVID-19 dapat berjalan dengan baik. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan roadmap transisi dari pandemi menuju endemi.

"Selain disiapkan terkait pre kondisi kesehatannya, kita siapkan juga terkait pelayanan kesehatan. Namun kegiatan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi perlu terus kita dorong karena momentum kita untuk tumbuh lebih tinggi ada di tahun 2022," ujarnya

"Kita ketahui proyeksi pertumbuhan di dunia di tahun 2023 lebih rendah dari tahun 2022, sehingga momentum bagi Indonesia tumbuh kita harus dorong dan maksimalkan di tahun 2022," sambungnya.

Kemudian terkait transisi ekonomi Indonesia, Airlangga mengatakan pemerintah terus mendorong pemulihan daya beli dan diversifikasi ekonomi dengan melakukan reformasi struktural.

"Dengan reformasi struktural, sekarang kita naik ke upper middle income country, dan tentu kita berharap bahwa kita bisa mencapai lepas dari middle income trap antara tahun 2030 - 2035. Presiden akan menggenjot investasi yang akan mendorong kita lepas dari middle income country dan di tahun 2045 kita menjadi top 10 negara dunia. Bahkan jika Indonesia berada pada track yang benar, akan termasuk dalam 5 negara dengan ekonomi besar di dunia," tutur Airlangga.

Ia pun menyebut pihaknya membutuhkan dukungan dari seluruh jajaran Polri dalam melancarkan agenda Presidensi G20 yang acara puncaknya akan diselenggarakan pada November nanti di Bali.

"Manfaat Presidensi G20 ini perlu kita sampaikan kepada masyarakat bahwa momen ini berdampak pada konsumsi dalam negeri sebesar 1,7 triliun rupiah, menambah PDB sebesar 7,4 triliun, dan tenaga kerja langsung 33 ribu, serta memberi manfaat ekonomi melebih saat gelaran IMF World Bank 2018 lalu," pungkasnya.


Hide Ads