Ngeri! Ini Sederet Efek Domino Invasi Rusia ke Ukraina

Ngeri! Ini Sederet Efek Domino Invasi Rusia ke Ukraina

Aldiansyah Nurrahman - detikFinance
Jumat, 04 Mar 2022 10:55 WIB
Russian President Vladimir Putin listens to St. Petersburgs governor Alexander Beglov during their meeting in the Kremlin in Moscow, Russia, Tuesday, March 1, 2022. (Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Presiden Rusia Vladimir Putin/Foto: Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP
Jakarta -

Serangan Rusia ke Ukraina dalam sepekan terakhir mengguncang ekonomi dunia. Sederet sanksi dari negara barat membuat mata uang dan aset keuangan Rusia runtuh, harga energi dan pangan juga melonjak.

Rusia menduduki posisi ke-11 sebagai negara dengan ekonomi terbesar dunia dengan nilai US$ 1,5 triliun. Pekan lalu Rusia melakukan perdagangan besar-besaran dalam sektor energi dengan mengekspor jutaan barel minyak mentah per hari dengan bantuan dari perusahaan besar.

Kini sederet sanksi membuat bank-bank besar Rusia terkena imbasnya. Perdagangan minyak mentah Ural dihindari dan perusahaan-perusahaan barat hengkang dari Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saham perusahaan Rusia ditendang dari indeks global, dan perdagangan saham beberapa perusahaan Rusia dihentikan di bursa New York dan London.

Langkah Presiden Rusia, Vladimir Putin melakukan invasi ke Ukraina mendapat reaksi dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Uni Eropa, Kanada, Jepang, Australia, dan negara-negara lain. Bahkan Swiss, yang terkenal dengan netralitas dan kerahasiaan perbankannya, berjanji menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

ADVERTISEMENT

Sanksi yang diumumkan selama seminggu terakhir telah memutus dua bank terbesar Rusia, Sberbank dan VTB, dari transaksi dalam dolar AS. Barat juga telah menghapus tujuh bank Rusia, termasuk VTB dari SWIFT, Sebuah layanan global yang menghubungkan lembaga keuangan dan memfasilitasi pembayaran yang cepat dan aman.

Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan negara-negara itu berusaha mencegah bank sentral Rusia menjual dolar AS dan mata uang asing lainnya untuk mempertahankan rubel dan ekonominya. Secara total, hampir US$ 1 triliun aset Rusia kini telah dibekukan oleh sanksi.

"Barat telah mengejutkan banyak orang dengan menggunakan strategi untuk memberikan tekanan ekonomi yang kuat pada Rusia melalui pemutusan secara efektif dari pasar keuangan global," kata Oliver Allen, ekonom pasar di Capital Economics dikutip dari CNN, Jumat (4/3/2022).

Harga minyak mentah naik. Berlanjut ke halaman berikutnya.

Lihat Video: Ancaman 10 Kali Tragedi Chernobyl saat Rusia Serang PLTN Terbesar Eropa

[Gambas:Video 20detik]



Ekspor minyak dan gas Rusia belum secara langsung ditargetkan oleh Barat, tetapi itu tidak menghentikan harga yang meroket dalam beberapa hari terakhir.

Rusia merasa lebih sulit menjual ke pembeli asing yang khawatir terjebak dalam dampak sanksi keuangan. Operator kapal tanker juga waspada terhadap risiko kapal di Laut Hitam, dan perusahaan minyak global besar menghentikan operasi di Rusia.

Minyak mentah berjangka Brent telah meningkat sekitar 20% sejak dimulainya invasi untuk diperdagangkan yang mendekati $ 115 per barel. Minyak berjangka AS telah naik ke level tertinggi sejak 2008. Di Eropa, harga grosir gas alam melonjak ke rekor tertinggi pada Rabu, lebih dari dua kali lipat dari harga Jumat lalu.

Kenaikan harga yang besar akan membuat bahan bakar lebih mahal di seluruh dunia dan menaikkan biaya perjalanan. Kenaikan juga akan menambah inflasi dan dapat bertindak sebagai penghambat pertumbuhan ekonomi.

Krisis juga menambah tekanan pada rantai pasokan global yang sudah meregang. Ukraina dan Rusia bersama-sama bertanggung jawab atas 14% produksi gandum global, dan mereka memasok 29% dari semua ekspor gandum. Harga gandum telah melonjak, membuat komoditas lebih mahal bagi para pembuat makanan, yang kemungkinan biaya tersebut berefek ke konsumen.

Harga minyak sawit juga melonjak karena pasar berebut mencari alternatif untuk pengiriman minyak biji bunga matahari yang tertahan di pelabuhan Laut Hitam.

Dan itu bisa menjadi lebih buruk. Dalam skenario di mana pertempuran di Ukraina berlangsung hingga 2023 dan Rusia memotong pasokan gas alam ke Eropa selama enam bulan sebagai pembalasan atas sanksi tambahan, inflasi zona euro memuncak di atas 7% pada kuartal ketiga tahun ini, menurut Oxford Economics. Inflasi Inggris akan melebihi 10%.

Rusia akan menderita kesulitan ekonomi. Dalam skenario Oxford Economics, ekonomi Rusia pada 2023 akan menjadi 7% di bawah level yang akan dicapai tanpa invasi. Pertumbuhan global tahun itu akan berkurang 1,1 poin persentase.


Hide Ads