Serangan Rusia ke Ukraina dalam sepekan terakhir mengguncang ekonomi dunia. Sederet sanksi dari negara barat membuat mata uang dan aset keuangan Rusia runtuh, harga energi dan pangan juga melonjak.
Rusia menduduki posisi ke-11 sebagai negara dengan ekonomi terbesar dunia dengan nilai US$ 1,5 triliun. Pekan lalu Rusia melakukan perdagangan besar-besaran dalam sektor energi dengan mengekspor jutaan barel minyak mentah per hari dengan bantuan dari perusahaan besar.
Kini sederet sanksi membuat bank-bank besar Rusia terkena imbasnya. Perdagangan minyak mentah Ural dihindari dan perusahaan-perusahaan barat hengkang dari Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saham perusahaan Rusia ditendang dari indeks global, dan perdagangan saham beberapa perusahaan Rusia dihentikan di bursa New York dan London.
Langkah Presiden Rusia, Vladimir Putin melakukan invasi ke Ukraina mendapat reaksi dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Uni Eropa, Kanada, Jepang, Australia, dan negara-negara lain. Bahkan Swiss, yang terkenal dengan netralitas dan kerahasiaan perbankannya, berjanji menjatuhkan sanksi kepada Rusia.
Sanksi yang diumumkan selama seminggu terakhir telah memutus dua bank terbesar Rusia, Sberbank dan VTB, dari transaksi dalam dolar AS. Barat juga telah menghapus tujuh bank Rusia, termasuk VTB dari SWIFT, Sebuah layanan global yang menghubungkan lembaga keuangan dan memfasilitasi pembayaran yang cepat dan aman.
Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan negara-negara itu berusaha mencegah bank sentral Rusia menjual dolar AS dan mata uang asing lainnya untuk mempertahankan rubel dan ekonominya. Secara total, hampir US$ 1 triliun aset Rusia kini telah dibekukan oleh sanksi.
"Barat telah mengejutkan banyak orang dengan menggunakan strategi untuk memberikan tekanan ekonomi yang kuat pada Rusia melalui pemutusan secara efektif dari pasar keuangan global," kata Oliver Allen, ekonom pasar di Capital Economics dikutip dari CNN, Jumat (4/3/2022).
Harga minyak mentah naik. Berlanjut ke halaman berikutnya.
Lihat Video: Ancaman 10 Kali Tragedi Chernobyl saat Rusia Serang PLTN Terbesar Eropa