Perusahaan Raksasa Ramai-ramai Cabut dari Rusia, Ini Daftarnya

Perusahaan Raksasa Ramai-ramai Cabut dari Rusia, Ini Daftarnya

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 04 Mar 2022 15:26 WIB
Dampak sanksi ekonomi terhadap Rusia imbas invasi ke Ukraina mulai terasa. Warga Rusia ramai-ramai datangi ATM hingga bank untuk tarik uang sebanyak-banyaknya.
Ilustrasi/Foto: AP Photo
Jakarta -

Ketika komunisme runtuh di bumi Uni Soviet dan Rusia terbentuk, perusahaan-perusahaan Barat mulai berdesak-desakan untuk masuk ke tanah Rusia. Kedatangan merek seperti Coca-Cola dan McDonald's melambangkan dimulainya era baru.

Langkah itu diikuti oleh peritel, penambang, pengacara, hingga penasihat di berbagai sektor. Orang Rusia menjadi konsumen jeans Levi's dan barang-barang mewah lainnya.

Sekarang, setelah agresi militer Presiden Vladimir Putin di Ukraina, beberapa perusahaan barat sebaliknya justru ramai-ramai mengumumkan mereka akan 'cabut' dari Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari BBC, ini dia sederet perusahaan barat yang 'cabut' dari Rusia usai Putin melakukan invasi militer di Ukraina.

1. Perusahaan Energi

ADVERTISEMENT

Ketika konflik di Ukraina pecah, perusahaan energi British Petroleum alias BP langsung berada di bawah tekanan. Perusahaan memiliki saham besar di raksasa energi Rusia, Rosneft. BP sendiri telah mengumumkan akan mencabut kepemilikannya di Rosneft.

Hal yang sama diikuti Shell, ExxonMobil, dan Equinor yang memotong investasi mereka di Rusia menyusul tekanan dari pemegang saham, dari pemerintah, dan juga masyarakat.

Taruhan energi itu sangat berharga. Saham BP di Rosneft menyumbang seperlima dari keuntungan terbaru perusahaan. Sedangkan Shell bisa mengorbankan hingga US$3 miliar untuk keluar dari usahanya dengan Gazprom.

Sementara itu, Total Energies, pemain besar lainnya di Rusia, telah mengatakan tidak akan mendanai proyek-proyek baru di negara tersebut. Tetapi tidak seperti rekan-rekannya yang tidak berencana untuk menjual investasi yang ada.

2. Perusahaan Hiburan

Penggemar film di Rusia yang ingin pergi dan melihat film blockbuster baru Warner Bros, The Batman pun nampaknya tidak akan dapat melakukannya. Hal itu terjadi setelah Warner Bros menangguhkan rilis film baru mereka di negara tersebut.

Pembuat film AS itu bergabung dengan Disney dan Sony menangguhkan rilisan terbarunya di Rusia. Bahkan, Netflix pun ikut menangguhkan semua proyeknya di negara itu.

Semua perusahaan mengatakan keputusan mereka didasarkan pada krisis kemanusiaan di Ukraina, bukan sebagai akibat dari sanksi yang telah dijatuhkan.

3. Perusahaan Teknologi

Apple telah menghentikan semua penjualan produk di Rusia, dan membatasi layanan lain seperti Apple Pay dan Apple Maps. Toko-tokonya juga sudah ditutup di Rusia.

Untuk perusahaan seperti Apple yang menjual barang-barang impor, itu adalah keputusan yang relatif mudah untuk diambil.

Selain itu, beberapa perusahaan teknologi, membatasi media yang terkait dengan Kremlin memposting di platform mereka. Facebook, misalnya, dibatasi di Rusia setelah menolak menghentikan pengecekan fakta dan pelabelan konten dari organisasi berita milik negara.

4. Perusahaan Ritel

Raksasa furnitur Swedia, Ikea telah menjadi pengecer terbaru yang menghentikan operasinya di Rusia. Itu mempengaruhi 17 toko, meskipun perusahaan induk Ikea tetap membuka pusat perbelanjaan Mega.

Raksasa ritel Swedia lainnya, H&M, juga telah menangguhkan penjualan di Rusia, dan lebih banyak merek kemungkinan akan mengikuti. Salah satunya, perusahaan mode Inggris Boohoo yang juga telah menangguhkan penjualannya ke Rusia serta menutup situs webnya di negara itu.

Merek lain, Nike juga sudah menangguhkan penjualannya di Rusia. Nike mengatakan mereka saat ini tidak dapat menjamin pengiriman barang ke pelanggan di Rusia.

Sementara Burberry, yang memiliki toko utama di Lapangan Merah Moskow mengatakan pihaknya menghentikan sementara semua pengiriman karena sulit memenuhi pesanan di Rusia.

5. Perusahaan Otomotif

Jaguar Land Rover, General Motors, Aston Martin dan Rolls-Royce termasuk di antara pembuat mobil yang telah menghentikan pengiriman kendaraan ke Rusia. Alasannya, karena konflik.

Mobil adalah ekspor Inggris terbesar ke Rusia. Namun saat ini mengangkut mobil ke Rusia dapat terbukti sulit, dengan dua perusahaan pengiriman kargo terbesar di dunia, MSC dan Maersk, menangguhkan rute ke dan dari Rusia. Mereka hanya akan mengirimkan makanan, medis, dan bantuan kemanusiaan.

Beberapa produsen mobil, seperti Volkswagen dan BMW juga harus menghentikan produksi di beberapa pabrik Eropa karena kekurangan suku cadang dari Ukraina.

(hal/eds)

Hide Ads