Generasi milenial dan gen z dinilai sebagai karyawan kutu loncat. Hal ini karena mereka dinilai sering keluar masuk dari perusahaan satu ke perusahaan lainnya.
Penyebabnya beragam, mulai dari visi misi perusahaan yang tidak sesuai dengan visi misi mereka, sampai lingkungan yang dirasa kurang nyaman.
CEO Karya Talents Jonathan Adijanto mengungkapkan jika generasi muda biasanya memang masih ingin mencari makna pada kehidupannya. Oleh karena itu mereka kerap kali merasa tidak cocok dan mencari tempat yang baru.
"Jadi banyak yang ingin mereka cari di kehidupannya. Karena itu CEO perusahaan juga harus mampu menciptakan iklim yang nyaman di perusahaan," kata dia, Selasa (8/3/2022).
HR Director Blue Bird Group Pambudi Sunarsihanto mengungkapkan saat ini budaya kerja yang disukai milenial adalah visi dan misi perusahaan yang jelas. Kadang anak muda mencari visi perubahan tak sekadar mencari keuntungan.
Kemudian banyak juga anak anak muda yang mencari kesempatan untuk berkembang, entah naik jabatan atau berkembang ke bagian lain. Lalu insentif dari perusahaan, kemudian lingkungan kerja seperti atasan dan teman yang nyaman. "Kalau politiknya nggak bagus, misal ada tusuk-tusukan di kantor ya mereka akan kabur," jelas dia.
Saat ini kemajuan zaman dan naiknya kebutuhan industri dalam negeri terhadap talenta berkualitas terus meningkat. Diperkirakan dibutuhkan 600 ribu orang, peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang unggul juga diperlukan untuk menghadapi era Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity (VUCA).
Calon pekerja atau talenta diharapkan punya keterampilan lebih, beradaptasi, kerja cepat, efisien dan tangkas. Karya Talents hadir sebagai perusahaan penyaringan dan penyaluran talenta yang memiliki unique algorithm dengan sistem yang lebih customized dan algoritma yang akan disesuaikan.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
(kil/ara)