Jakarta -
Maskapai Pelita Air Service (PAS) punya nasib yang sangat malang. Di tengah persiapan pembukaan rute penerbangan reguler, Direktur Utamanya justru tersandung kasus korupsi.
Maskapai di bawah naungan PT Pertamina (Persero) ini memang sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan pembukaan layanan penerbangan berjadwal reguler yang kabarnya bakal gantikan Garuda Indonesia sebagai maskapai utama nasional.
Persiapannya pun sudah dilakukan sejak akhir tahun 2021 yang lalu. Sejauh ini, Pelita hanya melayani penerbangan charter dan tidak berjadwal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemalangan menimpa Pelita Air pada Kamis lalu, hari itu Direktur Utama PAS Albert Burhan disebut telah tersandung kasus korupsi. Albert terseret pusaran kasus korupsi pengadaan pesawat Garuda Indonesia dan ditetapkan sebagai salah satu tersangka.
Keterlibatan Albert Burhan dalam kasus ini terjadi saat dirinya masih menjabat sebagai VP Vice President Treasury Management PT Garuda Indonesia (persero) Tbk periode 2005-2012 silam.
"Pada hari ini telah ditetapkan tersangka AB (Albert Burhan) dan sekaligus telah mengeluarkan surat perintah penahanan kepada tersangka AB," kata Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana dalam konferensi pers virtual, Kamis (10/3/2022).
Dalam kasus ini, Kejagung menjelaskan Albert dan beberapa tersangka lainnya dalam kasus ini tidak melaksanakan suatu perencanaan yang baik terhadap pembelian pengadaan Garuda. Atas perbuatannya, Albert disangkakan Pasal 2 ayat 1 jo Pasal 18 UU Tipikor.
"Tidak melakukan kajian feasibility study, tidak menggunakan analisis kebutuhan pesawat, tidak melakukan rencana jaringan penerbangan, tidak melakukan mitigasi risiko yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa, yaitu efektif efisien wajar dan akuntabel," ungkap Sumedana.
Albert sendiri memang sudah malang melintang di industri penerbangan Indonesia. Selain jabatannya di Garuda, dia juga pernah memimpin Citilink, anak usaha Garuda di pasar penerbangan murah alias low cost carrier.
Sementara di Pelita Air, sosok Albert sendiri memang baru seumur jagung memimpin maskapai tersebut. Dia memimpin maskapai yang bernaung di bawah Pertamina itu sejak Oktober 2021 yang lalu. Bila dihitung-hitung artinya Albert baru sekitar 6 bulan menjabat sebagai Direktur Utama PAS.
Kabarnya penunjukan Albert sendiri dilakukan untuk mempersiapkan Pelita Air membuka rute penerbangan reguler. Bahkan, pernah ramai disebut juga Pelita Air akan menggantikan Garuda Indonesia sebagai maskapai nasional. Mengingat kondisi Garuda yang sedang terseok-seok saat ini.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Benar saja, setelah Albert memimpin, Pelita Air langsung mengajukan izin penerbangan berjadwal reguler. Albert pernah mengakui hal itu saat dikonfirmasi detikcom, hanya saja dia enggan bicara banyak soal rencana tersebut.
"Iya benar confirm, sedang mengajukan," ujar Albert kala dihubungi lewat pesan singkat, Kamis (7/10/2021) lalu.
Kembali ke pusaran korupsi yang menyeret Albert, Pelita Air sendiri langsung mengambil langkah tegas setelah yang bersangkutan ditetapkan sebagai tersangka korupsi. Direktur Utama Pelita Air tersebut langsung dinonaktifkan.
Dalam keterangan resminya, Komisaris Utama PT PAS Michael Umbas menyatakan Dewan Komisaris PT PAS mengambil langkah menonaktifkan sementara Albert Burhan. Hal ini juga sudah dikoordinasikan dengan pemegang saham, khususnya PT Pertamina (Persero).
Setelah Albert dinonaktifkan, perusahaan menunjuk Direktur Keuangan dan Umum Muhammad S. Fauzani sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama untuk kelangsungan dan kelancaran bisnis perusahaan.
"Sebagai wujud menghormati proses penegakan hukum di Kejaksaan Agung, posisi pak Albert sesuai arahan pemegang saham dinonaktifkan sementara. Untuk Pelaksana Tugas dirut, Dekom telah sepakat menunjuk Dirkeu pak Muhammad Fauzani berlaku mulai hari ini," ujar Michael Umbas dalam keterangannya pada Jumat (11/3/2022) kemarin.
Lalu, bagaimana nasib rencana Pelita Air buka penerbangan reguler? Michael Umbas sendiri menjamin rencana dan persiapan pembukaan penerbangan berjadwal reguler tetap berjalan. Menurutnya perusahaan telah mengambil langkah untuk menonaktifkan Albert.
Kemudian, posisi yang ditinggal Albert kini diisi oleh Direktur Keuangan dan Umum Muhammad S. Fauzani sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama. Dengan begitu, Michael menilai semua proses pengembangan bisnis bisa dijalankan sesuai dengan perencanaan.
"Sejauh ini kita telah lakukan langkah simultan antara lain menonaktifkan pak AB dan mengangkat Plt Dirut. Semua proses dan rencana pengembangan bisnis kami minta manajemen agar tetap fokus dan jalankan sesuai perencanaan sembari menunggu arahan pemegang saham," ungkap Michael kepada detikcom, Minggu (13/3/2022).
Soal persiapan pembukaan penerbangan reguler sendiri pihaknya masih melakukan evaluasi dan proses persiapan. Meskipun prosesnya lama, Michael mengatakan pihaknya ingin semua rencana berjalan dengan baik.
"Terkait penerbangan reguler memang sedang dalam tahapan persiapan dan kami juga sedang melakukan evaluasi untuk memastikan sesuai dengan rencana awal," ujar Michael.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Michael menegaskan perusahaan akan menjalan rencana bisnis dan aksi korporasi sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Concern kami business plan dan corporate action harus inline dengan compliance. Karena bisnis penerbangan reguler memang high risk, perlu persiapan dan implementasi yang sangat hati-hati dan terukur," tegas Michael.
Pelita Air sendiri direncanakan bakal bersaing di segmen pasar medium service, informasi ini diungkap oleh Kementerian Perhubungan. PAS akan mengoperasikan pesawat Airbus A320 dan memiliki basis layanan di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Setidaknya, ada 5 proses yang perlu dilalui maskapai untuk bisa membuka penerbangan berjadwal reguler. Pertama, Pelita Air harus mempersiapkan kontrak maintenance untuk pesawat A320. Kemudian yang kedua berupa persiapan personel untuk mengoperasikan Airbus A320.
Kemudian persiapan yang ketiga adalah perencanaan rute-rute berjadwal yang akan diterbangkan. Lalu yang keempat adalah proses pengadaan pesawat A320. Persiapan yang terakhir berupa prosedur manual-manual untuk pesawat A320 dan penerbangan berjadwal.
PAS sendiri sudah melakukan persiapan sumber daya manusia untuk rencana penerbangan berjadwal. Di bulan November 2021 dan Januari 2022 yang lalu, perusahaan membuka lowongan kerja untuk posisi pilot, kopilot, dan pramugari.
Klasifikasi sumber daya manusia itu ditujukan untuk pengoperasian Airbus A320, yang tidak lain tidak bukan adalah pesawat yang disiapkan Pelita Air untuk penerbangan reguler berjadwal.
Pelita Air sendiri baru-baru ini dikabarkan melakukan kerja sama perawatan pesawat dengan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF). kabarnya hal ini dilakukan dalam rangka persiapan perawatan pesawat yang digunakan untuk penerbangan reguler medium service milik Pelita Air.
Michael pun membenarkan soal kerja sama tersebut memang dilakukan oleh pihaknya, namun dia enggan bicara banyak soal kerja sama tersebut. Termasuk apakah kerja sama ini dikhususkan untuk perawatan pesawat Airbus A320 yang bakal digunakan Pelita untuk penerbangan reguler.
"Untuk persiapan rute reguler baru akan kami rapatkan bersama BOD sejauh mana tahapannya, termasuk seperti apa kerja sama maintenance pesawat dengan GMF," ungkap Michael.
Kabar kerja sama perawatan pesawat antara Pelita Air dan GMF diketahui dari unggahan di laman resmi Facebook GMF Aero Asia. Pada 25 Februari, GMF mengunggah foto soal penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Perawatan Armada Pelita Air.
Di dalam keterangan foto disebutkan kerja sama yang dilakukan terkait perawatan pesawat terbang dengan lingkup pengerjaan perawatan ringan hingga berat. GMF menyebutkan ekspansi bisnis Pelita Air ke sektor penerbangan komersial menjadi alasan kerja sama tersebut dilakukan.
"Langkah Pelita Air untuk melaksanakan ekspansi bisnis pada sektor pesawat komersial pun menjadi dasar dari diinisiasinya perjanjian ini," tulis GMF Aero Asia dan dikutip detikcom.