Menurut Johnson Siallagan yang juga tidak setuju karena apabila harga Crude Palm Oil (CPO) dunia turun, belum tentu harga minyak goreng di Indonesia akan turun juga.
"Wong waktu itu ada kebijakan HET karna harga ga terkontrol, sekarang malah dilepas ya balik lagi ga terkontrol lah, kalo harga & ketersediaan normal, emak2 ga kan panic buying. Yg kudu tahan diri tuh penguasa dan pengusaha, jgn buat kebijakan unt kepentingan kelompok, ko kayanya berat bgt unt buat keputusan demi kepentingan rakyat" ujar Dudung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak sedikit juga yang bertanya-tanya, mengapa harga minyak goreng bisa begitu mahalnya padahal Indonesia sendiri merupakan negara terbesar penghasil kelapa sawit.
"Negara gudang kelapa sawit, masa minyak mahal???," ujar Kuat666.
Selain yang tidak setuju, banyak masyarakat yang menganggap kembalinya harga minyak goreng ini malah bisa membuat masyarakat Indonesia menjadi lebih sehat, karena hanya sedikit yang mau membeli minyak goreng dengan harga yang terbilang mahal.
"daripada di patok murah tapi barang nya ga ada , mendingan di lepas mekanisme pasar tp barang berlimpah , nanti juga turun sendiri harga nya , lagian bagus kalo mahal lebih sehat , kolestrol berkurang , wkwkwkwkwkwkwkw" ujar pengamat komen.
Di sisi lain, ada juga yang terpaksa setuju lantaran kehilangan stok dimana-mana.
"Daripada murah tapi barangnya kaga ada?????," ujar Abahedi.
Menurut Eko Yudi, dengan harga minyak goreng yang dikembalikan ke harga pasar tidak akan terjadi punic buying sehingga pembeli juga lebih bisa bijak membeli minyak.
"Terpaksa setuju, tapi menterinya harus benar2 di evaluasi itu.. sidak2 pabrik semua produksi tp barang ga sampai ke end user, perbaiki masalahnya harus nya.. jangan kalah dan nyerah dengan penimbun, mafia, dan spekulan.. klo msh begini kerjanya bntr lg welcome kelangkaan gula pasirrr hehehe" ujar Yorisha Setya.
(dna/dna)