Luhut bilang pemerintah sebetulnya memang mampu untuk menjadi pembeli produk dalam negeri terbesar. Saat ini pemerintah terus meningkatkan produk yang ada di marketplace E-Katalog LKPP. Lewat platform tersebut instansi pemerintah dapat melakukan pembelian barang dan jasa pemerintah.
"Kami akan meningkatkan government marketplace sebagai pasar utama, ini bagus sekali. Kami tegaskan pemerintah adalah the biggest buyer," ujar Luhut.
Dalam acara yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengungkapkan kejengkelannya pada banyaknya anggaran modal pengadaan barang dan jasa pemerintah yang dibelikan barang impor. Padahal, modalnya bisa mencapai ratusan triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia memaparkan di kementerian dan lembaga pusat pemerintah saja ada anggaran belanja pengadaan barang dan jasa besarnya sampai Rp 526 triliun. Sementara itu di pemerintah tingkat daerah sebesar Rp 535 triliun, lalu di BUMN mencapai Rp 420 triliun.
"Cek yang terjadi, sedih saya. Belinya barang-barang impor semuanya. Ini duit guede banget, besar sekali," tutur Jokowi.
Padahal menurutnya, kalau anggaran sebesar itu 40%-nya saja digunakan untuk membeli produk lokal buatan dalam negeri bisa mengungkit pertumbuhan ekonomi secara nasional. Besarnya mencapai 1,5-1,7% dari anggaran pemerintah daerah dan pusat, dan dari anggaran BUMN sebesar 0,4%.
"Ini kan udah bisa hampir 2% pertumbuhan ekonomi. Kita nggak usah cari ke mana-mana, tidak usah cari investor. Kita diam saja, tapi konsisten beli barang yang diproduksi oleh pabrik kita industri kita UMKM kita," ungkap Jokowi.
(hal/ara)