Program Tol Laut telah berjalan sejak tahun 2015 di Indonesia. Presiden Joko Widodo menginisiasi program ini sebagai langkah untuk mengatasi ketersediaan dan keterjangkauan harga barang-barang pokok dan penting di daerah terpencil yang ada di Indonesia.
Menekan disparitas alias perbedaan harga barang di daerah terpencil menjadi tugas utama Tol Laut. Namun, setelah hampir 7 tahun berjalan, Anggota Komisi V DPR justru masih ragu program Tol Laut memberikan manfaat yang signifikan kepada masyarakat.
Sudewo, salah satu anggota komisi mengatakan dirinya belum melihat dampak yang diberikan Tol Laut pada masyarakat. Khususnya, masyarakat di daerah terpencil.
"Saya ini belum dapat gambaran soal semangatnya (Tol Laut) yang katanya bisa memberikan pelayanan cepat dan murah," kata Sudewo dalam rapat dengar pendapat Komisi V DPR, Selasa (29/3/2022).
Dia mempertanyakan apakah memang Tol Laut tak memberikan manfaat sesuai yang diinginkan. Atau justru sebenarnya dapat memberikan manfaat namun pengembangannya sangat kurang dan terhambat.
"Saya ingin dapat gambaran dan kajian ini tol laut berikan sesuatu yang menguntungkan atau tidak, atau ini memberikan manfaat yang bagus tapi pengembangannya terhambat?" tanya Sudewo.
Anggota komisi lainnya, Hamka Baco Kady juga menyoroti hal yang sama. Dia meminta bukti dan data lengkap kepada Kementerian Perhubungan soal subsidi yang digelontorkan untuk Tol Laut apakah dapat membuat disparitas harga berkurang di daerah terpencil.
"Saya mau teliti dan berikan justifikasi apakah subsidi ini ada manfaatnya terhadap penurunan kesamaan harga tercapai apa tidak? Keinginan Tol Laut dari Presiden itu ingin lihat harga satu sama dengan daerah daerah lain," ungkap Hamka.
Hamka pun mengusulkan agar program Tol Laut dievaluasi secara mendalam di tingkat Komisi V. Menurutnya, sejauh ini evaluasi program tersebut belum pernah dilakukan.
"Belum ada evaluasi yang kita lakukan. Saya mau ada analisis transparan terhadap pemberian subsidi ini dan efek daripada tujuan tol laut ini tercapai atau tidak," kata Hamka.
Apa jawaban Kemenhub? Buka halaman selanjutnya.
(hal/dna)