5 Konsekuensi Serius yang Ditanggung Rusia Usai Invasi Ukraina

5 Konsekuensi Serius yang Ditanggung Rusia Usai Invasi Ukraina

Aldiansyah Nurrahma - detikFinance
Rabu, 30 Mar 2022 09:28 WIB
FILE - In this file photo taken on Friday, May 4, 2018, Russian Tu-95 strategic bombers fly past the Russian flag on the Kremlin complex during a rehearsal for the Victory Day military parade in Moscow, Russia.  South Korean air force jets fired 360 rounds of warning shots after a Russian military plane briefly violated South Koreas airspace twice on Tuesday, Seoul officials said, in the first such incident between the two countries. (AP Photo/Pavel Golovkin, File)
Foto: AP Photo/Pavel Golovkin, File

3. Kehancuran Ekonomi

Negara-negara Barat memberikan sanksi luas kepada Rusia ke berbagai sektor bisnis. Akibatnya, ekonomi Rusia diperkirakan akan jatuh ke dalam resesi yang dalam tahun ini.

Institute of International Finance memperkirakan ekonomi Rusia akan terkontraksi sebanyak 15% pada 2022 karena perang. Selain itu, diperkirakan terjadi penurunan 3% pada 2023. Bahkan dalam sebuah catatan dikatakan perang akan menghapus lima belas tahun pertumbuhan ekonomi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Analis di TS Lombard, Christopher Granville dan Madina Khrustaleva memperkirakan warga Rusia akan mengalami "pukulan serius" terhadap standar hidup dari kombinasi resesi dan inflasi yang tinggi. Tingkat inflasi tahunan mencapai 9,2% pada Februari dan diperkirakan telah meningkat secara nyata lebih tinggi pada Maret, dan kisaran akhir tahun bisa tembus 30-35%,"

Namun, mereka mencatat ada satu cara Rusia dapat mengurangi dampak terhadap ekonominya, yakni meningkatkan ekspor minyaknya ke China dan India.

ADVERTISEMENT

4. Eropa Menjatuhkan Bisnis Energi Rusia

Perang juga telah mempercepat transisi Eropa dari impor energi Rusia, menempatkan lubang besar dalam bisnis minyak dan gas Rusia.

Uni Eropa, yang mengimpor sekitar 45% gasnya dari Rusia pada 2021, telah berjanji untuk mengurangi pembelian gas Rusia hingga dua pertiga sebelum akhir tahun, dan Komisi Eropa ingin berhenti membeli bahan bakar fosil Rusia sebelum 2030. Sementara itu, AS sedang mencari langkah untuk menerobos dengan memasok gas alam cairnya sendiri ke wilayah tersebut. Namun, transisinya tetap kompleks.

5. Rusia Telah Menyatukan Barat

Selama kurang lebih 22 tahun masa kekuasaan Putin, ia telah secara sistematis dan berulang kali mencoba melemahkan Barat, baik itu campur tangan dalam proses demokrasi di Amerika Serikat (dengan pemilu 2016) dan Eropa (dengan pendanaan politik sayap kanan) atau insiden serius seperti dugaan penggunaan racun saraf terhadap musuh pribadi dan politiknya.

Para ahli berpendapat bahwa kemungkinan besar Putin mengharapkan invasinya ke Ukraina memiliki efek perpecahan di Barat, tetapi justru yang terjadi sebaliknya.

"Reaksi Barat ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ini di luar dugaan," kata Anton Barbashin, analis politik dan Direktur Editorial Jurnal Riddle Russia


(das/das)

Hide Ads