Ini Biang Kerok Inflasi Maret Sampai Cetak Rekor

Ini Biang Kerok Inflasi Maret Sampai Cetak Rekor

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 01 Apr 2022 18:00 WIB
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto mengembangkan klaster penanaman cabai merah dengan metode sungkup. Metode ini untuk menjaga produktivitas dan menjaga inflasi.
Ilustrasi/Foto: arArbi Anugrah
Jakarta -

Tingginya harga minyak goreng masih menjadi persoalan yang serius di Indonesia. Tingginya harga tersebut memberikan dampak yang cukup signifikan pada laju inflasi Maret 2022.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Maret 2022 sebesar 0,66%. Sementara, secara tahunan 2,64%.

"Berdasarkan hasil survei yang dilakukan BPS di 90 kota pada Maret 2022 terjadi inflasi 0,66% atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 108,24 pada Februari 2022 menjadi 108,95 pada Maret 2022," kata Kepala BPS Margo Yuwono saat jumpa pers, Jumat (1/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dihitung tingkat inflasi tahun kalender Maret 2022 itu menjadi 1,20%. Sementara inflasi tahunan tahun ke tahun Maret 2022 dibanding Maret 2021 itu sebesar 2,64%," tambahnya.

Ia mengatakan penyumbang inflasi di bulan Maret lalu itu utamanya berasal dari komoditas cabai merah, bahan bakar rumah tangga, kemudian emas, perhiasan serta minyak goreng.

ADVERTISEMENT

"Jadi ada lima komoditas utama penyumbang inflasi di bulan Maret 2022 yaitu cabai merah, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, serta minyak goreng," ujarnya.

Inflasi 2,64% secara tahunan ini merupakan yang tertinggi sejak April 2020 yang sebesar 2,67% year on year (yoy). Secara bulanan, inflasi 0,66% termasuk yang tertinggi sejak Mei 2019.

Pergerakan Harga Minyak Goreng

Margo Yuwono mengatakan, harga minyak goreng kemasan untuk Maret 2022 masih mengalami kenaikan jika dibandingkan Februari 2022.

"Sebaliknya harga minyak goreng curah di Maret kalau dibandingkan Februari terjadi sedikit penurunan," katanya.

Lebih jauh, jika dilihat dari Januari 2021, kenaikan harga minyak goreng mulai tampak sejak Oktober 2021. Kenaikan terjadi untuk kedua jenis minyak goreng yakni curah maupun kemasan.

"Kalau kita tarik grafik perkembangan harga ini sejak Januari 2021 sampai Maret 2022 ini menunjukkan level harga, mulai tinggi dari Oktober, November, Desember sampai dengan Maret ini trennya terus meningkat untuk kedua jenis minyak goreng," terangnya.

Minyak goreng sempat mencatat deflasi pada Februari 2022 lalu karena adanya penurunan harga. Namun, harga minyak goreng kembali meningkat sehingga memberikan andil inflasi 0,04% di Maret 2022.

"Sehingga kalau menghitung andil inflasi khususnya Februari-Maret ini, karena Februari kemarin terjadi penurunan harga dibanding Januari sehingga andilnya minus 0,11% deflasi di sana. Kemudian Maret ini karena minyak goreng masih mengalami peningkatan dibandingkan Februari makanya andilnya terhadap inflasi 0,04%," ujarnya.


Hide Ads