Pemimpin China dan Eropa akan menggelar pertemuan untuk membahas hubungan dagang kedua negara. Hal ini karena ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina disebut bisa mengancam status perdagangan mereka.
Dikutip dari CNN disebutkan dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) yang digelar secara virtual China disebut akan mendapat tekanan dari Uni Eropa. Hal ini karena China merupakan salah satu negara yang memiliki hubungan erat dengan Rusia.
Presiden China Xi Jinping menyebutkan jika dalam pertemuan tersebut juga akan dibahas terkait bisnis, hak asasi manusia sampai perubahan iklim bersama negara-negara Uni Eropa.
Sebelumnya China memilih abstain ketika pemungutan suara di PBB terkait kecaman invasi Rusia ke Ukraina pada Februari lalu.
Kepala delegasi parlemen Eropa Reinhard Butikofer mengungkapkan cara China untuk menangani konflik ini akan berdampak pada kelangsungan hubungan Uni Eropa dan China.
Para pimpinan negara Uni Eropa ini menyatakan jika mereka akan fokus membahas dukungan masyarakat internasional untuk Ukraina. Apalagi invasi yang dilakukan Rusia itu menciptakan krisis kemanusiaan dan mempengaruhi kondisi dunia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengungkapkan kondisi internasional saat ini memang sedang tidak stabil.
China dan Eropa merupakan mitra dagang yang mesra. Ada ratusan miliar dolar AS yang ditransaksikan setiap tahunnya.
Sebelumnya memang AS yang menjadi mitra dagang Uni Eropa. Namun pada 2020 China mengambil alih transaksi perdagangan tersebut hingga US$ 650 miliar.
Kemesraan ini terus berlanjut hingga 2021, nilai perdagangan keduanya mencapai US$ 777 miliar. Jauh lebih besar dibandingkan saat perdagangan dengan AS dan Uni Eropa sebesar US$ 704 miliar.
Barang yang paling banyak diperdagangkan antara lain mobil, mesin dan peralatan telekomunikasi. Kemudian kereta bayi, mesin pengolah data, furnitur dan barang rumah tangga lainnya.
(kil/das)