Perusahaan teknologi di China melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah krisis pandemi COVID-19. Hal ini membuat sektor teknologi China menghadapi krisis pasar tenaga kerja terburuk yang pernah ada.
Padahal, industri teknologi China menjadi salah satu sektor yang memberikan gaji tinggi di China. Kini keadaan itu akan berbalik. Demikian dikutip dari CNN, Jumat (1/4/2022).
Survei swasta menunjukkan banyak pekerja yang terkena PHK khususnya di sektor teknologi. Menurut Lagou, salah satu situs web rekrutmen teknologi terbesar di China, ada 2,76 juta karyawan yang tercatat baru saja berhenti bekerja.
Sebagian besar pekerja yang terkena PHK terkonsentrasi di kota-kota besar seperti Beijing, Shenzhen, Guangzhou, dan Shanghai.
Sementara perusahaan teknologi negara itu belum membicarakan tentang PHK secara terbuka. Media lokal dan asing baru-baru ini memuat laporan tentang rencana PHK besar-besaran di perusahaan-perusahaan besar China.
Awal bulan ini, Reuters melaporkan bahwa Alibaba (BABA) dan Tencent (TCEHY) sedang bersiap untuk memangkas puluhan ribu pekerjaan gabungan.
Kabarnya Alibaba dapat memangkas lebih dari 15% dari total tenaga kerjanya tahun ini, atau sekitar 39.000 pekerja. Sementara Tencent mungkin mengurangi antara 10% dan 15% stafnya di beberapa unit utama.
JD.com (JD) juga berencana untuk memberhentikan antara 10% dan 15% dari tenaga kerjanya di unit pembelian kelompok Jingxi. Ini dikutip dari CNN Business.
Di platform media sosial China Weibo, tagar "PHK Alibaba," "PHK Tencent" dan "PHK JD" telah menjadi tren sejak minggu lalu, menarik lebih dari 1 miliar tampilan sejauh ini.
Namun, Alibaba, Tencent dan JD.com tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari laporan mengenai PHK massal itu.
Sementara sektor teknologi adalah salah satu sektor yang paling terpukul. Industri lain juga mengalami krisis tenaga kerja dalam beberapa bulan terakhir.
Penelitian oleh Tongdao Liepin, situs web rekrutmen besar lainnya, menemukan bahwa sekitar 57% perusahaan China yang disurvei pada Januari memberhentikan antara 10% dan 50% tenaga kerja mereka tahun lalu. PHK itu terkonsentrasi di bidang pendidikan, real estat, dan industri terkait internet.
Lantas apa penyebab PHK itu kabarnya akan dilakukan perusahaan teknologi China? Dalam laporan CNN, hal itu dilakukan sebagai ancaman karena beredar isu bahwa Presiden Xi Jinping akan menjabat untuk periode ketiga. Tiga periode untuk Presiden disebut belum pernah terjadi sebelumnya.
(dna/dna)