Dua Sikap Jokowi Soal BLT: Dulu Menolak, Kini Tebar di Mana-mana

Dua Sikap Jokowi Soal BLT: Dulu Menolak, Kini Tebar di Mana-mana

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 08 Apr 2022 03:45 WIB
Presiden Jokowi kembali menegur keras menteri-menterinya di Kabinet Indonesia Maju. Terbaru di sidang kabinet paripurna kemarin. Sinyal reshuffle?
Presiden Joko Widodo (Jokowi)/Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr

Jokowi Telan Ludah Sendiri?

Menurut Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah memang wajar saja bila Jokowi saat ini memberikan BLT meskipun pernah mengkritiknya.

Bukan masalah menelan ludah sendiri, Trubus menilai pemberian BLT saat ini justru jadi kebutuhan. Namun, catatannya penyaluran BLT Jokowi seharusnya bisa lebih baik tata kelolanya dibandingkan yang dilakukan SBY.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya wajar saja memang menggelontorkan BLT ini kan sekarang jadi kebutuhan, cuma seharusnya ada perbaikan tata kelolanya," ungkap Trubus, Kamis (7/4/2022).

Dia mengatakan dinamika politik seperti ini memang wajar terjadi. Yang perlu digarisbawahi adalah seberapa penting pemberian BLT kepada masyarakat saat ini. Kalau melihat situasi dan kondisinya, Trubus mengatakan masyarakat memang butuh BLT.

ADVERTISEMENT

"Ini memang ada perdebatan politik artinya kebijakan Pak SBY justru di-copy paste sama pak Jokowi. Itulah dinamika politik, persoalannya adalah di sisi lapangan banyak yang berubah, situasi kondisinya, cara penyalurannya," papar Trubus.

Di sisi lain, Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira berpendapat BLT hanya dapat diberikan saat ada tekanan ekonomi yang memberatkan masyarakat. Hal itu dilakukan bertujuan untuk mendorong daya beli.

Maka dari itu apabila kondisi daya beli masyarakat turun, misalnya didorong oleh pandemi COVID-19, BLT bisa jadi jalan keluar.

"Pemberian BLT harus ada konteksnya, konteksnya adalah ketika terjadi tekanan ekonomi yang berat. BLT ini fungsinya mendorong daya beli," ungkap Bhima.

Berkaca pada pernyataan Jokowi pada 2013 soal bantuan produktif, Bhima justru menilai pemberian bantuan seperti itu justru tak akan memberikan penyelesaian bila kondisi ekonomi memang menekan daya beli masyarakat. Bila kondisi ekonomi sudah mulai normal dan pulih, bantuan produktif baru bisa tepat diberikan.

"Bila diberikan bantuan produktif saat daya beli turun justru nggak ada penyelesaian. Ketika mulai normal baru diberikan bantuan dan pembiayaan produktif UMKM. Ini untuk tujuan penciptaan kerja lebih luas," papar Bhima.

BLT bisa bikin masyarakat manja? Cek halaman berikutnya.


Hide Ads