Jakarta -
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan program Food Estate telah berhasil 100% di tiga wilayah pertama. Wilayah yang telah masuk program tersebut di antaranya, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Humbang Hasundutan (Humbahas) Sumatera Utara.
"Tiga tempat baru untuk food estate secara keseluruhan 100% berhasil dengan baik," ujarnya dalam rapat dengan Komisi IV DPR RI, Senin (11/4/2022).
Syahrul merinci pertama Food Estate di Kalimantan tengah. Kementan menangani 30.000 hektar tanah, dan Syahrul meyakini panen pangan di sana berhasil. Meskipun ada sekitar 200 hektar lahan pertanian gagal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari 30 yang gagal tidak lebih dari 200 hektar. Gagal 200 hektar sampai 300 hektar ini biasa kalau di dalam tanah 30.000 hektar. Gagal 1.000 pun wajar," jelasnya.
"Kami merasa tidak gagal karena produktivitasnya yang biasanya dilaporkan 2,6 sampai 3,2 ton hasil pertanian. Sekarang di atas 4 ton per hektar," lanjutnya.
Secara total, lahan pertanian program food estate di Kalimantan Tengah ditargetkan 60.000 sampai 2024. Saat ini baru masuk 30.000 hektar, nanti akan masuk bertahap 22.0000 hektar ke depannya.
"Dari 22.000 itu yang layak hanya 16.000 hektar," jelasnya.
Food Estate kedua dan ketiga di halaman selanjutnya. Langsung klik
Kedua, food estate di Humbang Hasundutan (Humbahas). Pemerintah baru menyediakan 215 hektar tanah pertanian, dari 1.000 yang dijanjikan. Syahrul mengakui ada permasalah soal lahan tanah di sana.
"Karena lahan yang tersedia terjadi tarik-menarik antara tanah adat dan penduduk setempat. Jadi bukan karena kita. Jadi 215 berhasil secara total, ada bawang putih dan kentang," jelasnya.
Jadi sisanya sekitar lebih dari 700 hektar lagi disebut masih menunggu klarifikasi. Nantinya akan ada food estate di Wonosobo dan Temanggung, di mana sebanyak 300 hektar.
Ketiga, food estate di NTT. Lahan yang sudah tersedia ada 5.000 hektar, 2.000 hektar untuk padi dan 3.000 adalah jagung. Syahrul mengatakan sekitar 400.500 hektar hasil jagung di sana memang masih kecil.
"Karena ini masih pertama kali dan ada masalah air masih yang utama. Jadi kami mengejar 2 kali tanam, pada musim rendengannya dipercepat," jawabnya.
Jadi, untuk tiga wilayah pertama food estate itu diklaim sudah berhasil 100%. Kementan berencana akan mencoba food estate di wilayah Beli, NTT.
"Di sana belum bisa banyak karena kalau kata orang NTT di sana lebih banyak batu dari pada tanah. Tetapi alhamdulillah 2 kali panen sudah ada 153 ton dari 50 hektar. Terakhir ini sudah ada pemasukan Rp 400 juta lebih 50 hektar itu. Bapak meminta untuk itu dikembangkan menjadi 10rb hektar," tuturnya.