Lonjakan biaya hidup terjadi di sejumlah negara, termasuk Nepal. Setiap hari, Pampa Khatri, ibu dua anak berusia 37 tahun membawa sekeranjang sayur lebih dari 30 kilogram (kg) untuk dijual.
"Kami berjuang untuk mengatur pengeluaran kami karena biaya kebutuhan pokok naik," kata Khatri yang menjual sayur di Kathmandu dikutip dari BBC, Kamis (14/4/2022).
Khatri tinggal di distrik Bhaktapur dekat Kathmandu bersama keluarganya. Hari-harinya dimulai sejak dini hari pukul 03.00 ketika ia membeli sayuran dari desa terdekat. Sayuran tersebut kemudian dibawa dengan transportasi umum ke kota untuk diijual dengan penghasilan US$ 20 atau Rp 286.000 (kurs Rp 14.300).
"Suami saya tidak bekerja. Jadi, keluarga saya bergantung pada penghasilan saya, dan saya juga harus membiayai sekolah kedua putra saya," tuturnya.
Ia juga dihadapkan dengan kenaikan harga bahan pokok dan transportasi. Ini menjadi beban baginya.
Nepal, dengan populasi sekitar 29 juta penduduk merupakan negara yang berada di antara India dan China. Nepal sangat bergantung kepada India untuk bahan penting, termasuk bahan bakar.
Harga satu liter minyak bunga matahari yang digunakan untuk memasak naik dari US$ 1,32 per liter menjadi US$ 2,39 per liter. Harga beberapa bahan pokok telah naik di Nepal.
Bagaimana daya beli masyarakat? Cek halaman berikutnya.
(ara/ang)