Namun kini harganya sudah mendekati 13.000 lira atau Rp 12,61 juta. Selain itu, dia juga mengatakan harga pupuk dan pestisida naik empat kali lipat.
"Kalau barang-barang ini murah, kami bisa menjual produk kami dengan harga murah dan masyarakat juga bisa mendapatkan makanan yang terjangkau. Ketika harganya mahal, produksi akan sedikit dan makanan akan lebih mahal." kata รam yang juga menanam kentang.
Meski harga pangan meningkat tajam, para petani seringkali terhimpit oleh supermarket yang berada di bawah tekanan pemerintah untuk menurunkan harga dan tengkulak yang terkadang mengeksploitasinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara subsidi pertanian di Turki juga telah lama dikritik oleh lembaga-lembaga seperti Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD) yang menilai hal itu dapat mendistorsi pasar. Para petani menginginkan lebih banyak bantuan untuk menghadapi lonjakan harga.
Petani jagung dan kapas, Nesim Koรง mengatakan bahwa pembayaran solar yang dia dapatkan dari pemerintah cukup untuk menjalankan traktornya hanya untuk beberapa hari dalam setahun. "Mereka perlu memberi kami lebih banyak dukungan," katanya.
Simak Video "Video Sri Mulyani soal Inflasi RI Rendah: Tak Terkait dengan Daya Beli"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)