Penjualan alat berat secara kumulatif pada kuartal I 2022 mencatatkan pertumbuhan yang solid yakni 148,8% yoy. Peningkatan yang signifikan dari penjualan alat berat mengindikasikan investasi non-bangunan yang meningkat sejalan dengan peningkatan kapasitas produksi terutama sektor pertambangan merespon kenaikan harga komoditas global.
Sementara itu, investasi bangunan juga diperkirakan akan tetap solid terindikasi dari penjualan semen secara kumulatif pada kuartal I-2022 yang tercatat tumbuh 15,2% yoy dari kuartal sebelumnya 3,3% yoy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konsumsi pemerintah pada kuartal I-2022 diperkirakan akan cenderung melambat dengan laju pertumbuhan 1,52% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 5,25% yoy.
Perlambatan laju konsumsi pemerintah terindikasi dari kontraksi penyerapan belanja pemerintah pusat sepanjang kuartal I-2022 yang tercatat -10,3% yoy. Dari penyerapan belanja pemerintah pusat yang mengalami penurunan yang cukup signifikan antara lain penyerapan belanja modal yang tercatat -45,3%yoy dan penyerapan belanja barang yang tercatat -33,1% yoy.
Sementara itu, net ekspor juga diperkirakan akan menopang pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022 dimana kinerja ekspor secara kumulatif tercatat tumbuh 35,9%yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 45,7%yoy. Meskipun demikian, impor tercatat melambat menjadi sekitar 26% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 42,1% yoy.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2022 ini berada di level 4,95%. Dia menyebut pertumbuhan ini disebabkan oleh terus membaiknya mobilitas masyarakat di tengah pelonggaran PPKM dan makin luasnya vaksinasi di masyarakat.
Memang sempat ada sedikit tekanan karena PPKM yang dilakukan pada 22 Februari lalu akibat naiknya kasus Omicron.
Faisal menyebutkan dari sisi penawaran PMI manufaktur pada tiga bulan pertama konsisten pada zona ekspansi. Kemudian dari permintaan eksternal tercatat solid untuk mendukung kinerja ekspor.
"Sumber utama pertumbuhan diperkirakan lebih banyak berasal dari faktor domestik. Kami perkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan terus menguat menjadi 4,7%-5% pada kuarta I 2022. Hal ini karena kepercayaan konsumen dan penjualan ritel yang terus meningkat," ujar dia.
Dia mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 terus membaik sejalan dengan pelonggaran PPKM dan meningkatnya mobilitas masyarakat.
"Dengan demikian pulihnya permintaan akan mendorong kegiatan produksi dan investasi," jelas dia.
Kebijakan fiskal juga tetap antisipatif, responsif dan fleksibel. Kemudian kebijakan moneter yang pro stabilitas dan kebijakan makroprudensial yang ditempuh akan terus menopang pemulihan ekonomi nasional.
Selain itu kenaikan harga komoditas juga akan mendukung kinerja ekspor. "Secara keseluruhan kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,17% pada tahun 2022," jelas dia.
(kil/das)