Jangan Senang Dulu! Ekonomi RI Menang Lawan AS-China, Tapi Kalah dari Vietnam

Jangan Senang Dulu! Ekonomi RI Menang Lawan AS-China, Tapi Kalah dari Vietnam

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 10 Mei 2022 07:00 WIB
Suasana aktivitas bongkar muat di Jakarta International Container Terminal, Jakarta Utara, Rabu (5/9/2018). Aktivitas bongkar muat di pelabuhan tetap jalan di tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpuruk. Begini suasananya.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif di kuartal I 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 5,01%.

Pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi dibanding sejumlah negara termasuk Amerika Serikat (AS) dan China. Namun, raihan itu masih di bawah negara tetangga, Vietnam.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers, Senin (9/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertumbuhan perekonomian kita di kuartal pertama ini stabil, hampir sama dengan kuartal IV 2021 yaitu 5,01%. Dan ini di atas beberapa negara lain seperti Tiongkok 4,8%, Singapura 3,4%, Korea 3,07%. Kita hanya di bawah Vietnam yang 5,03. Amerika Serikat sendiri 4,29% dan Jerman 4,0%," paparnya.

Pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini diperkirakan 3,6% hingga 4,5%. Sementara, beberapa lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5-5,4% atau di atas rata-rata ekonomi global.

ADVERTISEMENT

"Dari segi pertumbuhan ekonomi global tahun ini diperkirakan 3,6 sampai 4,5% namun berbagai lembaga baik itu OECD, World Bank, ADB, dan IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia antara 5-5,4%," terangnya.

'Vitamin' Pendorong Ekonomi RI

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan pertumbuhan ekonomi RI di kuartal I-2022 terbilang cukup tinggi. Menurutnya capaian itu tidak lepas dari aktivitas ekonomi masyarakat dan juga karena ekonomi RI di kuartal I-2021 minus 0,70%.

"Tingginya angka ekonomi pada kuartal I 2022 ini selain karena aktivitas ekonomi masyarakat. Faktor lain juga karena ada low base effect pada kuartal I-2021, di mana kita tahu ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 itu terkontraksi 0,70%," ujarnya.

BPS mencatat jika dilihat secara distribusi pertumbuhan PDB berdasarkan lapangan usaha sebesar 65,74% PDB di kuartal I-2022 berasal dari industri perdagangan, pertanian, pertambangan dan konstruksi.

Lanjut ke halaman berikutnya

Sementara sektor yang menjadi pendorong ekonomi kuartal I-2022 yang dominan antara lain industri pengolahan yang yang tumbuh 19,19%. Sumbangsih terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 1,06%.

"Kalau dilihat sebagai pengungkit tumbuhnya di industri pengolahan tumbuh di subsektor tekstil dan pakaian jadi 12,45%. Industri makanan minuman 3,75%," tambahnya.

Kemudian diikuti industri kimia farmasi dan obat tradisional yang tumbuh 4,67%. Lalu industri alat angkutan tumbuh 14,20%.

Jika dilihat dari sisi pengeluaran kontribusi terbesar terhadap PDB adalah dari konsumsi rumah tangga dan investasi. Tercatat konsumsi rumah tangga tumbuh 4,34% dan PMTB tumbuh 4,09%. Keduanya berkontribusi 84,09%.

"Konsumsi RT ini tinggi 4,34% dan ini kalau dilihat penyebabnya selain mobilitas penduduk yang semakin baik dan meningkatnya konsumsi masyarakat. Masyarakat sudah mulai konsumsi di sektor tersier seperti hotel, angkutan, restoran dan sebagainya," terangnya.

Sedangkan PMTB tumbuh 4,09% jika dilihat pendukungnya peningkatan penjualan semen dalam negeri. Volume penjualan kendaraan barang modal baik domestik maupun impor juga meningkat.

Kemudian untuk ekspor tumbuh 16,22%, konsumsi pemerintah tumbuh 7,74% dan impor tumbuh 15,03%.



Simak Video "Video Menkeu Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7-5%"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads