Malaysia menggeser Indonesia sebagai pemasok Crude Palm Oil (CPO) cs terbesar ke India. Hal ini terjadi setelah Joko Widodo (Jokowi) resmi melarang ekspor CPO cs sejak 28 April 2022.
Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia. Namun kebijakan dari pemerintah, termasuk larangan ekspor CPO cs, memaksa India mengalihkan pembeliannya ke Malaysia.
Dikutip daru reuters, Rabu (11/5/2022), Malaysia coba mengambil benefit dari larangan ekspor CPO cs Indonesia. Dari keterangan Menteri Komoditas Malaysia Zuraida Kamaruddin Selasa lalu, pihaknya memangkas separuh biaya pajak produk ekspor sawit.
Strategi mengurangi pajak oleh Malaysia dan larangan ekspor CPO cs yang masih berlaku membuat penjualan minyak sawit Indonesia ke India diprediksi turun 35% hingga 31 Oktober mendatang. Perkiraan ini disampaikan Solvent Extractors' Association of India (SEA), sebuah badan perdagangan minyak nabati di India.
"Malaysia jadi penerima manfaat terbesar dari kebijakan Indonesia yang sulit diprediksi," kata B.V. Mehta, Direktur Eksekutif SEA yang berbasis di Mumbai.
Absennya Indonesia di pasar internasional meningkatkan penjualan produk sawit Malaysia hingga mendekati rekor harga tertinggi.
Di lima bulan pertama tahun pemasaran 2021/22, India membeli 1,47 juta ton minyak sawit dari Malaysia. Nilai ini lebih banyak dibanding pembelian dari Indonesia sebesar 982.123.
Pengusaha memprediksi jumlah impor minyak sawit oleh India mencapai 570.000 ton. Rinciannya adalah 290.000 ton dari Malaysia, dan 240.000 dari Indonesia.
Jika larangan ekspor Indonesia tetap berlaku dalam dua minggu ke depan maka impor minyak sawit India bulan Juni bisa turun menjadi 350.000 ton yang sebagian besarnya dari Malaysia.
Simak Video "Video Ketua PN Jaksel Jadi Tersangka Suap Vonis Lepas Kasus Korupsi Migor"
(zlf/zlf)