Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan mengungkapkan realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022 sampai 28 April sebesar Rp 70,37 triliun. Jumlah itu baru terealisasi 15,4% dari alokasi yang sebesar Rp 455,62 triliun.
"Realisasi PEN sampai April sudah berjalan dengan baik terutama dalam konteks penanganan kesehatannya," kata Kepala BKF Febrio Kacaribu dalam Taklimat Media, Jumat (13/5/2022).
Febrio menjelaskan realisasi PEN terbesar untuk sektor perlindungan masyarakat yakni mencapai Rp 49,27 triliun atau 3,18% dari pagu Rp 154,76 triliun. Rinciannya Program Keluarga Harapan sebesar Rp 14,15 triliun, kartu sembako Rp 18,8 triliun, BLT minyak goreng Rp 5,8 triliun, BLT Desa Rp 7,47 triliun, bantuan tunai pedagang kaki lima dan warung Rp 1,7 triliun, serta kartu pra kerja Rp 1,4 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perlindungan masyarakat berjalan sesuai jadwal," tuturnya.
Selain sektor perlindungan masyarakat, realisasi program PEN yang juga cukup maksimal adalah untuk penanganan kesehatan di mana sudah terealisasi Rp 11,87 triliun atau mencakup 9,7% dari pagu yang sebesar Rp 122,54 triliun.
Realisasi utamanya untuk pembayaran klaim pasien sebesar Rp 8,1 triliun, insentif tenaga kesehatan Rp 1,6 triliun, insentif perpajakan vaksin atau alat kesehatan sebesar Rp 1 triliun, dan penanganan COVID-19 lewat dana desa sebesar Rp 1,1 triliun.
Terakhir untuk program penguatan pemulihan ekonomi baru terealisasi Rp 9,22 triliun atau 5,2% dari pagu yang sebesar Rp 178,32 triliun. Itu terdiri dari program pariwisata sebesar Rp 0,19 triliun, ICT Rp 0,44 triliun, dukungan UMKM berupa subsidi bunga dan IJP Rp 8,02 triliun, serta insentif perpajakan sebesar Rp 0,5 triliun.
"Kinerja PEN didorong oleh perlindungan masyarakat. Penanganan Bidang Kesehatan kami arahkan untuk percepatan vaksinasi juga tunggakan klaim. Sedangkan penguatan pemulihan ekonomi masih terus berproses," tandasnya.
(aid/das)