Pesta atau resepsi pernikahan tentu bukan menjadi masalah untuk pasangan yang kaya raya. Apalagi, acara tersebut akan menjadi momen yang paling berharga seumur hidup.
Namun, untuk pasangan dengan pendapatan yang pas-pasan resepsi kerap menjadi persoalan. Terlebih, sering kali terdengar meski penghasilan pas-pasan tapi gelaran resepsi diupayakan semeriah mungkin.
Dengan kondisi demikian, Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho menilai, lebih baik gelaran resepsi digelar secara sederhana. Sehingga, dana yang terkumpul bisa dialokasikan untuk kebutuhan setelah menikah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, kebutuhan setelah menikah bisa dibilang relatif besar. Mulai dari kebutuhan tempat tinggal hingga kebutuhan sehari-hari.
"Kalau saya pribadi lebih ya pas resepsinya sesederhana mungkin. Dan kemudian, dananya itu difokuskan pasca resepsi. Misalnya belum punya rumah sendiri, kita harus mulai ngontrak, nyicil barang-barang, beli barang, ada beberapa macam yang harus kita penuhi untuk kebutuhan sehari-hari. Belum lagi misalnya nanti mulai langsung hamil," paparnya kepada detikcom, Minggu (15/5/2022).
Menurutnya, kebutuhan pasca menikah jauh lebih penting. Ibaratnya, jika pesta pernikahan hanya sekali, namun kebutuhan pasca pernikahan ialah seumur hidup.
"Nikah kan urusannya sehari doang, hari itu doang. Sementara padahal yang lebih penting, yang mulai keesokann harinya sampai nanti isitlahnya maut memisahkan," katanya.
Memang, untuk mewujudkan hal tersebut bukan persoalan yang mudah. Sebab, pernikahan berhubungan dengan keluarga kedua pihak calon pengantin.
"Sekali lagi namanya pernikahan itu kan nggak bisa mengikuti apa mau kita doang, karena pada hakikatnya itu menyatukan dua keluarga, menyatukan banyak kepala untuk sama-sama disatukan dalam satu kepentingan," terangnya.
(acd/dna)