Mengungkap Sayur Impor di Pasar RI, Ada yang dari Rusia

Mengungkap Sayur Impor di Pasar RI, Ada yang dari Rusia

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 20 Mei 2022 06:00 WIB
Bawang putih impor dari China
Foto: Imam Suripto/detikcom
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada lonjakan impor sayuran yang menyebabkan sayuran menjadi komoditas impor terbesar pada periode April 2022. Besarannya mencapai US$ 63,6 juta atau meningkat 111,78%.

Lantas, apa saja sayuran yang paling banyak diimpor oleh Indonesia?

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, berdasarkan data yang dia miliki sayuran yang paling banyak diimpor oleh Indonesia yakni bawang putih, bawang bombay, wortel, brokoli, dan paprika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau bawang putih ini sudah jelas otomatis besar diimpor karena hampir 100% kebutuhan dalam negeri itu dari impor. Wortel ini juga salah satu komoditas sayur yang semakin besar diimpor, kedua brokoli, dan ketiga paprika, bersama sama juga bawang bombay," katanya kepada detikcom, Kamis (19/5/2022).

Padahal, Mansuri lebih lanjut mengatakan bawang putih ini pernah sukses swasembada pangan ketika zaman kepemimpinan Presiden kedua Indonesia, Soeharto. Menurutnya, swasembada akhirnya tidak berjalan lagi karena adanya produk bawang putih impor.

ADVERTISEMENT

"Artinya inikan mematikan petani dalam negeri. Habislah bawang putih dalam negeri. Kita jadi nggak bisa tanam lagi sekarang," lanjutnya.

Sedikit berbeda dengan pandangan Mansuri, beberapa pedagang di Pasar Induk Kramat Jati merasa bahwa impor bawang putih memang perlu dilakukan dan sangat membantu kebutuhan pasar.

Pantauan detikcom di Pasar Induk Kramat Jati, Kamis (19/05/2022), sebagai salah satu pusat aktivitas suplai dan distribusi bahan pangan ke pasaran, impor sayuran yang terjadi saat ini lebih banyak menyasar kelompok bumbu dapur seperti bawang putih, bawang bombay, dan beberapa jenis kacang-kacangan.

"Dulu wortel juga diimpor, tapi kalau sekarang sudah ada larangan dari pemerintah. Sekarang sudah beralih ke wortel lokal. Wortel lokal pun sekarang kualitasnya bagus sekali, ini diambil dari Medan," ujar Purbawa, aalah satu pedagang di pasar tersebut.

Purbawa mengatakan bahwa bawang bombay dan bawang putih merupakan produk yang selalu diimpor karena tidak dapat diproduksi maksimal di dalam negeri.

"Selain kualitasnya kurang, menanamnya pun sulit untuk bawang putih di lokal. Kalau bawang bombay memang tidak ada yang produksi lokal, hanya ditanam di luar," tambahnya.

Purbawa menambahkan kalau semua bawang putih diimpor dari China. Sedangkan bawang bombay diimpor dari beberapa negara New Zealand, Belanda, Tasmania, bahkan Rusia, tergantung dari penjadwalannya.

"Saat ini harga bawang putih di sini normal, di kisaran Rp 20 ribu per kg. Sedangkan untuk bawang bombay berada pada kisaran Rp 15 ribu per kg," ujar Purbawa.

Purbawa juga menambahkan kalau impor bawang putih dan bombay memang diperlukan mengingat komoditas tersebut tidak dapat terpenuhi dari dalam negeri.

Tidak hanya bawang-bawangan, cabai kering juga merupakan salah satu produk yang diimpor dari negara China dan India.

"Cabe kering ini di kisaran Rp 75 ribu per kg. Saya belum pernah lihat ya kalau yang lokal," ujar Aya, salah seorang pedagang di pasar tersebut.

Aya juga menambahkan kalau kebanyakan bahan-bahan yang dikeringkan seperti ini diperoleh melalui impor.

Pada jenis komoditas kacang-kacangan pun ternyata masih banyak yang berasal dari hasil impor. Salah seorang pedagang lainnya, Rifal menyatakan bahwa kacang yang dijual di tokonya kebanyakan merupakan produk impor.

"Kalau kacang hijau lokal biasanya dari Kalimantan, kalau impor asalnya dari Bhirma. Kalau kacang Tolo kalau tidak salah dari Australia. Sedangkan kacang tanah itu dari India," ujar Rifal.

Rifal menambahkan bahwa kacang hijau impor dan lokal berada pada harga yang sama yakni Rp 25 ribu per kg. Kemudian untuk kacang tulo lokal berada di kisaran Rp 26 ribu dan yang impor di Rp 30 ribu. Sedangkan untuk kacang tanah impor berada pada harga Rp 30 ribu.

Salah seorang pedagang lainnya, Dani mengatakan bahwa tidak hanya sayuran, bumbu dapur seperti ketumbar pun harus diimpor dari luar.

"Ketumbar diimpor dari luar juga. Saya belum pernah lihat atau jarang mungkin ya melihat ketumbar lokal. Biasanya diimpor dari negara Maroko atau India, dijual dengan kisaran harga Rp 25 ribu per kg," ujar Dani.

Polemik impor bahan pangan di Indonesia merupakan bahasan yang tidak akan ada habisnya karena pangan merupakan kebutuhan dasar manusia dan sangat erat kaitannya dengan budaya.



Simak Video "Video: RI Dihantam Badai PHK, Jumlah Pengangguran Naik Jadi 7,28 Juta Orang"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads