Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkap potensi ketersediaan hewan kurban tahun ini sebanyak 1.722.982 ekor. Ia memastikan hewan kurban tersebut bukan dari daerah yang terkonfirmasi penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Kami mempersiapkan langkah untuk menghadapi Idul Adha 1443 H. Untuk menjamin hewan kurban yang sehat dan layak potong. Ketersediaan hewan kurban tersebut bukan berasal dari daerah atau kota zona merah terkonfirmasi PMK berdasarkan hasil uji laboratorium" kata Syahrul dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR, Senin (23/5/2022).
Syahrul mengatakan potensi sebanyak 1,72 juta ekor itu naik dari jumlah hewan kurban pada tahun lalu. "Mengalami kenaikan estimasi 5-6% dari kebutuhan tahun lalu sebanyak 1,64 juta ekor," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, Kementan tengah melakukan pendataan dan sosialisasi kepada para pedagang hewan kurban di seluruh dinas kabupaten/kota. Sosialisasi itu berisi pembekalan teknis pelaksanaan pemotongan kurban saat wabah penyakit mulut dan kuku.
"Potensi yang tersedia hewan kurban meliputi sapi, kerbau, kambing dan domba," tutupnya.
Berdasarkan paparan yang disampaikan Mentan wabah penyakit mulut dan kuku telah tersebar di 15 provinsi. Provinsi itu di antaranya Aceh, Bangka Belitung, Banten, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.
Perkembangan itu berdasarkan data hingga 17 Mei 2022. Total ternak dari 15 provinsi tersebut sebanyak 13,8 juta ekor, dari jumlah itu hewan ternak terdampak PMK hanya 3,9 juta ekor.
Kemudian yang mengalami sakit berdasarkan hasil konfirmasi tes PCR di laboratorium sebanyak 13.968 ekor atau 0,36% dari populasi yang terdampak.
(das/das)