Indonesia kembali hadir dalam acara World Economic Forum di Davos Swiss pada tahun ini. Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menganggap WEF kali ini spesial. Kenapa?
Bahlil mengatakan, acara forum ekonomi dunia kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal pertama yang membedakannya adalah bulan digelarnya acara ini yaitu pada bulan Mei, di mana biasanya acara WEF Davos biasanya digelar pada bulan Januari.
"Yang membedakan WEF pada 2020 terakhir itu yang pertama itu bulannya. Harusnya Januari yang sekarang itu bulan Mei," ujar Bahlil ditemui di sela rangkaian acara WEF, Davos, Swiss, Senin (23/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang kedua, yang menjadikan acara ini spesial, lanjut Bahlil adalah momentumnya. Di mana pada tahun yang sama Indonesia menjadi presidensi G20.
"Yang kedua, itu momentumnya. Dulu kita tidak menjadi presidensi G20 sekarang menjadi presidensi G20. Jadi ini spesial," katanya.
Lantas, apa saja misi dan target yang dibidik Indonesia?
Bahlil mengatakan, ada beberapa tema besar yang dibawa Indonesia dalam WEF kali. Bahlil menekankan soal hilirisasi industri dan pengembangan energi terbarukan dalam rangka transisi energi,
Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan hal senada. Dari sektor industri, oihaknya akan mendorong tema mengenai perkembangan industri hijau.
"Kedua tentu kita menyampaikan kepada pejabat negara lain, investasi di Indonesia, di sektor manufaktur sangat menjanjikan. Kita lihat bahwa indeks dari manufaktur value addednya jauh lebih besar dari negara lain di ASEAN," ujar Agus.
Tema mengenai digitalisasi dan perkembangan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi juga akan diusung Indonesia pada forum WEF kali ini.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan, pembangunan infrastruktur TIK masih terus berjalan meski ada pandemi COVID-19.
"Gambaran ini kita sampaikan kepada WEF yang dihadiri oleh decision makers. Yang nanti mendapatkan ICT update bagaimana Indonesia begitu serius membangun infrastruktur TIK berbasis 4g dan mengembangkan 5G di Indonesia," katanya.
(zlf/dna)