Teror 'Horor' Kalau Sampai Rusia Gagal Bayar Utang

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 26 Mei 2022 06:30 WIB
Bendera Rusia/Foto: Dok. Anadolu Agency
Jakarta -

Berbagai cara tengah dilakukan Amerika Serikat (AS) agar Rusia gagal bayar (default) utang luar negerinya. AS berencana mengakhiri pemberian izin khusus yang memungkinkan pemegang obligasi menerima pembayaran.

Gagal bayar utang memang punya dampak yang besar. Tidak hanya pada negara yang bersangkutan, tapi juga masyarakatnya.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, secara prinsip gagal bayar utang akan membuat reputasi sebuah negara turun. Bagi negara, gagal bayar akan merugikan karena berarti negara tersebut hanya akan bisa mengakses utang dengan bunga yang tinggi.

"Yang gagal bayar pasti akan menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk mendapatkan pinjaman untuk menutupi atau membayar, meskipun dinyatakan gagal tetap untuk menarik minat pasti menawarkan suku bunga yang tinggi," katanya kepada detikcom, Rabu (25/5/2022).

Kemudian investor akan mengalami kesusahan, sebab nilai tukar akan sulit diprediksi. Hal ini akan menjadi biaya yang tinggi bagi perusahaan-perusahaan di negara tersebut.

Lalu pasar keuangan akan terguncang, sebab orang-orang akan lari dari pasar keuangan dan terjadi aliran modal keluar (capital outflow). Sejalan dengan itu, juga akan terjadi permintaan uang tunai yang tinggi.

"Kebutuhan uang tunainya akan semakin tinggi, belum tentu itu ada pada saat bersamaan, akan terjadi crash pada banknya," katanya.

Berikutnya, gagal bayar juga akan memberikan dampak pada mitra dagang yang berhubungan dengan negara yang gagal bayar.

"Dampak besarnya bagi ekonomi akan melemah, tentu saja, kemiskinan akan meningkat. Ketika ekonomi melemah akan menurunkan permintaan barang dan jasa, termasuk barang dan jasa dari mitra dagang," terangnya.

"Secara prinsip reputasi dari katakanlah Rusia kalau Rusia gagal bayar dia akan turun. Reputasi penting, karena reputasi jelek, ya iklim investasi, dunia usaha dan sebagainya," sambungnya.




(acd/eds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork