Imbas Jokowi Larang Ekspor CPO, Orang-orang Ini Jadi Paling Tajir di Malaysia

Imbas Jokowi Larang Ekspor CPO, Orang-orang Ini Jadi Paling Tajir di Malaysia

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 10 Jun 2022 16:40 WIB
Workers load palm oil fresh fruit bunches to be transported from the collector site to CPO factories in Pekanbaru, Riau province, Indonesia, April 27, 2022. REUTERS/Willy Kurniawan
Foto: REUTERS/WILLY KURNIAWAN
Jakarta -

Kebijakan larangan ekspor CPO yang dilakukan Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu telah membuat beberapa orang di Malaysia masuk jajaran orang terkaya. Pasalnya, kebijakan tersebut membuat harga minyak sawit mentah (CPO) berada pada rekor tertinggi.

Dilansir dari Forbes, Jumat (08/06/2022) posisi Indonesia yang merupakan produsen minyak sawit mentah (CPO) terbesar dunia menjadi salah satu alasan kenaikan harga CPO. Sementara pangsa pasar Indonesia direbut oleh perusahaan Malaysia. Inilah yang membuat para produsen CPO di Malaysia mengalami peningkatan pendapatan, hingga membuat beberapa orang petinggi perusahaan tersebut masuk daftar 50 orang terkaya di Malaysia 2022.

Salah satunya adalah Ling Chiong Ho. Dirinya memperoleh sebagian besar kekayaannya dari Sarawak Oil Palms. Ling Chiong Ho kembali ke daftar 50 orang terkaya di Malaysia yaitu ke-36 dengan kekayaan bersih US$ 425 juta atau setara Rp 6,2 triliun, setelah saham perusahaannya melonjak 43% pada tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibatnya, dalam tiga bulan pertama tahun 2022, laba bersih Sarawak Oil Palms melonjak 138% ke rekor 205,7 juta ringgit atau setara Rp 680 miliar (kurs Rp 3,306.52) dari tahun sebelumnya. Pendapatan pun meningkat sekitar 82% menjadi 1,4 miliar ringgit (Rp 4,6 triliun). Perusahaan menduga bahwa kenaikan itu terjadi karena alasan harga produk yang lebih tinggi.

Keberuntungan ini juga didapatkan oleh Gooi Seong Lim. Kekayaan bersih Gooi Seong Lim dan keluarganya naik 19% menjadi US$ 405 juta (Rp 5,89 triliun) karena saham Kim Loong Resources naik 27%. Laba bersih perusahaan itu pada tahun 2021 lalu naik 52% menjadi 167,7 juta ringgit (Rp 5,5 triliun) sementara pendapatan naik 75% menjadi 1,7 miliar ringgit (sekitar Rp 235 triliun). Dia menempati urutan orang terkaya ke-39.

ADVERTISEMENT

Perusahaan lainnya yang juga mendapat keberuntungan ialah Batu Kawan milik Lee Oi Hian dan Lee Hau Hian, di mana kekayaan mereka meningkat 39% menjadi US$ 1,6 miliar (Rp 23 triliun). Mereka kini jadi orang terkaya ke-12. Hal ini disebabkan oleh laba bersih grup tersebut dalam enam bulan, terhitung sampai Maret 2022, melonjak 42% menjadi 1,3 miliar ringgit atau setara Rp 4 triliun ( tahun ke tahun). Pun saham Batu Kawan dan anak perusahaannya, Kuala Lumpur Kepong, masing-masing naik 46% dan 22%, sementara Oriental Holdings naik 34% di tahun lalu.

Kemudian Loh Kian Chong, yang merupakan Executive Chairman dari Oriental Holdings, anak perusahaan Batu Kawan yang kini jadi orang terkaya ke-42 Kekayaan bersih Loh Kian Chong meningkat 4% menjadi US$ 390 juta atau setara Rp 5,67 triliun.

Sebagai informasi, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo secara resmi menerapkan kebijakan larangan ekspor minyak sawit mentah (CPO) pada tanggal 28 April 2022 silam. Kebijakan tersebut berlangsung selama kurang lebih 3 minggu, hingga pada 23 Mei 2022 larangan tersebut dicabut.




(zlf/zlf)

Hide Ads