Sofyan Djalil Kala Jadi Menteri ATR: Basmi Mafia Tanah-Kebut Sertifikasi

Sofyan Djalil Kala Jadi Menteri ATR: Basmi Mafia Tanah-Kebut Sertifikasi

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 15 Jun 2022 14:13 WIB
Menteri ATR/BPN diganti dengan Mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto. Sebelumnya, jabatan tersebut dipegang oleh Sofyan Djalil.
Sofyan Djalil/Foto: dok. Istimewa
Jakarta -

Sofyan Djalil resmi digantikan oleh Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Pelantikan dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan.

Sofyan Djalil merupakan sosok yang tidak asing lagi karena sudah malang melintang menjadi pembantu di dua era presiden. Mulai dari era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), lalu era Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK), dan lanjut jilid II pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Khusus sebagai Menteri ATR/BPN, Sofyan Djalil sudah menjabat sejak 2016 atau enam tahun yang lalu. Posisi itu dipercayai olehnya sejak pemerintahan Jokowi-JK, kemudian di Kabinet Indonesia Maju jilid II pada 2019 kembali dipercaya dengan jabatan yang sama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu gebrakan Sofyan Djalil selama jadi Menteri ATR/BPN di antaranya yakni menggelorakan melawan mafia tanah. Bahkan di bawah kepemimpinannya berhasil terbentuk Satgas Antimafia Tanah.

Staf Khusus dan Jubir Kementerian ATR/BPN, Teuku Taufiqulhadi mengatakan upaya pemberantasan mafia tanah di bawah kepemimpinan Sofyan Djalil memiliki kemajuan pesat dibanding kepemimpinan sebelum-sebelumnya.

ADVERTISEMENT

"Ada kemajuan sangat besar di Kementerian ATR/BPN selama kepemimpinan Pak Sofyan Djalil. Paling utama dan sangat penting, dia mengejar para mafia tanah sampai ke ujung langit, membentuk Satgas Antimafia Tanah untuk pertama kali dalam sejarah kementerian ini," kata Taufiq kepada wartawan, Kamis (21/10/2021) lalu.

"Dan ia bersumpah, negara tidak boleh kalah dengan para mafia tanah," sambung Taufiq menegaskan.

Sebelum Satgas Antimafia Tanah dibentuk, praktik-praktik mafia tanah marak beredar di mana-mana tetapi informasinya tidak terpublikasikan secara luas sehingga tidak muncul ke permukaan. Kondisi seperti itu disebut sangat dinikmati oleh banyak pihak.

"Kini berbeda, publik jadi tahu semua bahwa mafia itu sangat banyak karena langkah Menteri Sofyan Djalil ini," tuturnya.

Sofyan Djalil kebut sertifikasi tanah. Berlanjut ke halaman berikutnya.

Simak Video: Eks Panglima TNI Jadi Menteri ATR, Ini Profil Hadi Tjahjanto

[Gambas:Video 20detik]



Gebrakan tersebut membuat para mafia tanah saat ini kalang kabut. Mereka dianggap terus berupaya menyerang balik Sofyan Djalil bahkan mendesak mundur dari jabatannya.

"Tangan-tangan yang pro-mafia pun kini bergerak dengan kekuatan penuh dan mempersoalkan hal-hal yang tidak relevan dengan wewenang ATR/BPN, atau menggugat sesuatu yang telah baik di ATR/BPN," tutur Taufiq.

Selain itu, keberadaan Sofyan Djalil juga berperan dalam mempercepat sertifikasi tanah wakaf. Penerbitan sertifikat tanah wakaf sendiri merupakan bagian dari program pemerintah dalam mendaftarkan seluruh bidang tanah di Indonesia.

Belum lama ini Jokowi mengatakan baru 80,6 juta bidang tanah yang memiliki sertifikat dari 126 juta bidang tanah yang harus disertifikasi. Meski begitu, peningkatan terus signifikan dari 2015 yang jumlahnya baru 46 juta.

"Sampai sekarang ini dari 46 juta sudah naik menjadi 80,6 juta sertifikat hak milik, sekarang ada tambahan," kata Jokowi dalam Pembukaan Pertemuan Puncak Gugus Tugas Reformasi Agraria (GTRA Summit) 2022 di Wakatobi yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (9/5/2022).

Jokowi menegaskan sejak 2015 selalu menyampaikan betapa pentingnya sertifikat tanah karena masalah sengketa lahan harus diselesaikan. Jokowi mencermati penerbitan sertifikat tanah lambat, dalam setahun hanya 500 ribu.

Oleh karena itu, sejak 2015 dia meminta Kementerian ATR/BPN meningkatkan penerbitan sertifikat tanah. Hasilnya dalam setahun bisa bertambah hingga 9 juta sertifikat.

"Saat itu 2015 saya perintah kepada menteri ATR BPN saya minta 5 juta tahun ini, rampung. Saya naikkan. Saya minta tahun ini 7 juta selesai, rampung. Saya minta tahun ini 9 juta. Saya cek, selesai," ujarnya.


Hide Ads