Awan Gelap Selimuti Industri Manufaktur, Ancaman Resesi Sudah di Depan Mata

Awan Gelap Selimuti Industri Manufaktur, Ancaman Resesi Sudah di Depan Mata

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 16 Jun 2022 10:35 WIB
LIANYUNGANG, CHINA - JUNE 15, 2022 - A worker works on a production line at the Black Tower workshop of Zhongshan Wind Power Equipment Company in lianyungang Economic and Technological Development Zone, East Chinas Jiangsu Province, June 15, 2022. Industrial production rose 0.7 percent year-on-year in May, the National Bureau of Statistics (NBS) said Tuesday. On a month-on-month basis, the added value of industrial enterprises above designated size increased by 5.61 percent in May compared with the previous month. From January to May, the added value of industrial enterprises above designated size increased by 3.3 percent year-on-year. (Photo credit should read CFOTO/Future Publishing via Getty Images)
Ilustrasi Pekerja Manufaktur/Foto: CFOTO/Future Publishing via Getty Images
Jakarta -

Inflasi yang tinggi membuat industri manufaktur suram. Sebanyak 59% pemimpin industri manufaktur mengatakan kondisi ini meningkatkan risiko resesi ekonomi yang kemungkinan terjadi tahun depan.

Berdasarkan survei terbaru yang dirilis National Association of Manufacturers, sekitar tiga perempat produsen mengatakan tekanan inflasi lebih buruk daripada enam bulan lalu. Sebanyak 54% juga mengatakan kondisi sekarang membuatnya lebih sulit bersaing dan menguntungkan.

"Melalui berbagai krisis produsen telah terbukti sangat tangguh, tetapi ada awan gelap lagi," kata CEO Grup Perdagangan Manufaktur Jay Timmons dikutip dari CNN, Kamis (16/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tantangan bisnis teratas yang dilaporkan oleh CEO manufaktur dalam survei tersebut adalah peningkatan biaya bahan baku. Sumber utama inflasi adalah kenaikan harga bahan baku (97%), biaya pengangkutan dan transportasi (84%), upah dan gaji (80%), biaya energi (56%), dan kekurangan tenaga kerja (49%).

"Perang Rusia di Ukraina tidak dapat disangkal telah memperburuk biaya energi dan makanan yang lebih tinggi," ujar Timmons, menambahkan bahwa defisit pengeluaran dari pemerintah federal telah berkontribusi pada inflasi yang tinggi.

ADVERTISEMENT

Anggota parlemen didesak menahan diri dengan mengenakan pajak baru dan fokus pada pengurangan tekanan pasokan, termasuk mengesahkan Undang-Undang Inovasi Bipartisan yang diperjuangkan Gedung Putih. Timmons mengatakan 88% produsen dalam survei melihatnya sebagai bagian penting dari undang-undang.

"Meskipun itu tidak akan menyelesaikan setiap masalah, ini akan memberi kami banyak alat yang dibutuhkan untuk meningkatkan manufaktur domestik dan memperkuat rantai pasokan kami. Kongres perlu bergerak cepat untuk membawanya ke meja Presiden Biden," kata Timmons.

Lihat juga Video: Terhindar Resesi! Ekonomi RI Tumbuh 3,51% di Kuartal III 2021

[Gambas:Video 20detik]



(aid/ara)

Hide Ads