Sebagai negara dengan populasi besar, Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar. Hal itulah yang sebenarnya mendorong banyak startup asing yang berekspansi ke Indonesia.
"Jangan sampai pasar Indonesia justru dikuasai startup asing. Sebaliknya, unicorn kita harus didukung agar bisa berekspansi ke luar negeri. Sehingga Indonesia tidak hanya menjadi sekadar pasar," tegas Toto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Toto, pemerintah sebetulnya sudah menyadari hal ini. Makanya, beberapa waktu lalu, Pemerintah melalui Kementerian BUMN membentuk konsorsium Merah Putih Fund yang melibatkan empat perusahaan BUMN, yakni Bank Mandiri, Bank BRI, Telkom, dan Bank BRI.
Melalui Merah Putih Fund tersebut, perusahaan BUMN diharapkan bisa menggunakan sebagian alokasi dana di perusahaan modal ventura mereka untuk membiayai startup lokal.
Yang jelas, perusahaan BUMN jangan sampai ketinggalan dibanding global venture capital dalam mengembangkan startup lokal. Jika perlu, kata Toto, perusahaan modal ventura nasional lainnya ikut mendukung karena dana BUMN terbatas. Jika ada perusahaan swasta yang mendirikan aliansi di luar Merah Putih Fund, tentu akan lebih baik.
"Kepentinganya tentu saja sebagai negara dengan populasi besar, jangan sampai Indonesia hanya menjadi negara konsumen saja," jelas Toto.
Toto menegaskan, investasi ke startup lokal oleh perusahaan lokal perlu terus didorong, agar tidak kalah dari modal ventura asing. "Kalau tidak, nanti kita akan repot karena semua dikuasai oleh modal ventura asing," pungkas Toto.
(dna/dna)