Bangun KEK-Family Office, Luhut Sebut Investasi Asing di RI Kalah dari Tetangga

Bangun KEK-Family Office, Luhut Sebut Investasi Asing di RI Kalah dari Tetangga

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 21 Mar 2025 18:00 WIB
Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan hadiri Indonesia Privacy and Security Summit (IPSS) 2024. Acara itu berlangsung di The Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta.
Foto: dok. Apindo
Jakarta - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan rasio aset perbankan, kapitalisasi pasar modal, dan aset asuransi terhadap PDB Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan negara tetangga.

Bahkan menurut eks Menko Marves ini Tingkat Foreign Direct Investment (FDI) kita juga jauh lebih rendah dibanding Singapura, Vietnam, dan Dubai. Sementara arus modal keluar terus meningkat, mencapai rata-rata US$ 20 miliar per tahun.

"Jika kondisi ini tidak diatasi, industrialisasi, infrastruktur, dan pertumbuhan usaha produktif akan sulit berkembang optimal," kata Luhut dalam unggahan di Instagram resminya (@luhut.pandjaitan), Jumat (21/3/2025).

Untuk itu salah satu strategi yang disiapkan pemerintah saat ini adalah pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pusat Keuangan yang dilengkapi dengan Family Office serta instrumen keuangan lainnya.

Di mana dalam hal ini DEN mengusulkan agar kawasan KEK Pusat Keuangan dengan Family Office ini berlokasi di kawasan Bali. Sebab tempat ini sudah sejak lama dikenal sebagai work heaven bagi para investor di dunia.

Selain itu menurutnya agar peluncuran KEK Pusat Keuangan dan Family Office berhasil, diperlukan kawasan dengan ekosistem yang menunjang kualitas hidup. Oleh karenanya fasilitas berstandar global seperti sekolah, rumah sakit, residensial, dan perkantoran menjadi faktor penting.

"Salah satu lokasi yang kami kaji adalah Bali, yang sudah dikenal sebagai work heaven bagi investor global dan akan menjadi salah satu kandidat wilayah Indonesia Financial Centre," katanya.

Dengan begitu kawasan ekonomi khusus ini nantinya akan menjadi gerbang utama bagi dana investasi luar negeri yang akan masuk dan diinvestasikan ke berbagai sektor riil di Indonesia.

Kemudian melalui kawasan ini juga para investor asing turut berkesempatan menjadi co-investor dengan Danantara dan INA yang mana menurut Luhut strategi seperti ini telah terbukti sukses di Abu Dhabi, Dubai, Hong Kong, dan Singapura.

"Kami tidak ingin pusat keuangan ini sekadar menjadi booking centre, melainkan kawasan yang nyaman untuk bekerja dan ditinggali," papar Luhut.

Pada akhirnya Luhut berharap agar pengembangan KEK Pusat Keuangan dan Family Office ini dapat segera dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa.

"Kami akan segera menetapkan kriteria terbaik untuk KEK ini. Jika ingin mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, kita harus membangun ekosistem keuangan yang progresif dan kompetitif. Bukan sekadar pendukung, tetapi akselerator utama pembangunan nasional," pungkasnya. (fdl/fdl)


Hide Ads