Gara-gara Suku Bunga Tinggi, JPMorgan PHK Karyawannya

Gara-gara Suku Bunga Tinggi, JPMorgan PHK Karyawannya

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 23 Jun 2022 09:20 WIB
LONDON - MARCH 17:  The sign for JP Morgan is featured on a mirror in the headquarters of the bank JP Morgan Chase on March 17, 2008 in London, England. JP Morgan Chase has bought out US Investment bank Bear Stearns for a small percentage of its recent value after Bear Stearns was forced to ask for emergency funds from the US Federal Reserve.  (Photo by Cate Gillon/Getty Images)
Foto: Getty Images/Cate Gillon
Jakarta -

JPMorgan Chase, bank investasi dan jasa keuangan asal AS, minggu ini melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada divisi kredit pemilikan rumah (KPR). Tak cuma itu, JPMorgan juga akan memindahkan ratusan pegawai lainnya ke divisi lain.

Dikutip dari CNN disebutkan PHK ini dilakukan karena adanya sentimen negatif yang besar yang terjadi dan mengguncang pasar perumahan. "Keputusan kami saat ini melihat perkembangan di pasar hipotek," ujar JP Morgan, dikutip dari CNN, Kamis (23/6/2022).

PHK ini juga disebut sebagai dampak dari kebijakan Fed yang mengerek bunga secara agresif untuk memerangi inflasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibat hal itu, suku bunga melonjak gila-gilaan dan tertinggi sejak 1987 lalu. Hal ini disebut mengganggu permintaan kredit baru dan juga memukul bisnis refinancing perumahan. "Pembiayaan rumah turun drastis," ujar seorang sumber.

Sebelumnya Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,75%. Memang saat ini angka inflasi di AS sudah menyentuh 8,6%.

ADVERTISEMENT

Hal ini diharapkan bisa membuat inflasi lebih stabil tanpa menganggu pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain Fed juga harus menjaga kestabilan harga dan menjaga tingkat pengangguran.

Langkah ini juga disebut bisa mengganggu proses pemulihan ekonomi di negara tersebut. Dikutip dari Washington Post disebutkan saat ini bursa saham AS juga tertekan di tengah ancaman resesi.

Kenaikan bunga akan mempengaruhi suku bunga kredit di masyarakat. Nah hal ini akan mempengaruhi bunga kartu kredit, cicilan mobil dan KPR. Meskipun memang The Fed tak langsung mengatur tingkat bunga tersebut.

Tapi di bank biasanya akan mengikuti perubahan suku bunga yang ada di bank sentral. Banyak tantangan ekonomi yang membuat pasar khawatir masuk ke jurang resesi. Namun ada indikator yang bertentangan seperti tingkat pengangguran AS yang rendah dan masih tingginya belanja masyarakat.

Sekadar informasi hipotek adalah sebuah sistem pinjaman atau kredit yang diberikan atas dasar jaminan berupa benda tidak bergerak dan surat pernyataan utang jangka panjang. Di Indonesia istilah ini populer dengan nama kredit pemilikan rumah alias (KPR).




(kil/das)

Hide Ads