Benar Kata Jokowi Krisis Pangan di Depan Mata, Ini Buktinya

Benar Kata Jokowi Krisis Pangan di Depan Mata, Ini Buktinya

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 27 Jun 2022 20:00 WIB
Warteg jadi Franchise
Foto: Puti Aini Yasmin

Pedagang nasi uduk di sekitar Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, bernama Leni (29) misalnya. Ia mengungkapkan berbagai bahan pokok yang dibelinya untuk berjualan semakin hari, semakin tak karuan.

"Semua apa-apa naik. Noh, saya beli bahan terigu Segitiga buat gorengan saja yang tadinya Rp 8 ribu sekarang jadi Rp 10.500. Telur tadinya Rp 30 ribu per 1 kg, jadi Rp 35 ribu," ungkapnya kepada detikcom, Senin (27/3/2022).

Leni yang berjualan nasi uduk dari jam 6 pagi hingga jam 11 siang itu mengaku, adanya kenaikan harga pangan itu membuatnya harus mengurangi pembelian beberapa komoditas, seperti cabai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekali sehari modal belanjakan Rp 300 ribu. Lah cabai naik pisan di pasar beli Rp 5 ribu aja udah nggak dapet. Paling nggak harus beli Rp 10 ribu ke atas belinya. Yang tadinya saya beli 1 kg cabai rawit merah, sekarang cuma beli berani Rp 20 ribu aja sedikit. Sambal juga saya campur pakai tomat," ungkapnya.

Leni mengaku meskipun bahan-bahan yang ia beli naik, ia tak berani menaikkan harga nasi uduknya.

ADVERTISEMENT

"Ya gimana ya, saya nggak naikin ini nasi uduk masih saya jual sama Rp 7 ribu. Kalau dinaikkin kan kasian sama pembeli saya. Yang makan di saya kan macam supir, tukang cuci mobil, ya begitu lah. Saya kasian sama diri saya, saya juga kasian ama yang makan," ujarnya sambil mengelus dada.

Adanya kenaikan harga bapok, membuat omzetnya terus menurun. Leni hanya bisa mendapatkan omzet kotor Rp 300 ribu, bahkan tak jarang ia menombok dagangannya itu per hari Rp 100 ribu.

Tak hanya Leni, tak jauh dari lapaknya ada juga penjual nasi uduk dan aneka lauk yang merasakan hal tersebut.

"Iya nih, pusing semua naik nggak karuan. Bawang potong jadi Rp 60 rb per kg. Cabe rawit paling mahal. Karena mahal, biasanya saya beli setengah kilo, sekarang dikurangi jadi 1/4 aja Rp 25 ribu. Telur per kg tadinya Rp 22 ribu, sekarang jadi Rp 26 ribu saya beli di agen. Kalau harga eceran telur paing udah Rp 30 ribu," ungkap Lita, pedagang lauk pauk dan nasi uduk.

Lita juga mengungkapkan bahwa harga bihun juga mengalami kenaikan. Menurutnya, untuk bisa mendapatkan omzet lebih di situasi sekarang, para pedagang juga harus berani bermodal besar.

Bagaimana strategi pelaku usaha bertahan? Buka halaman selanjutnya.


Hide Ads