Tantangan Ekonomi Inggris 2022
Tantangan ekonomi Inggris kembali terjadi di 2022 bahkan diprediksi mengalami resesi. Dalam laporan media Inggris, Kantor Statistik Nasional Inggris (Office for National Statistics/ONS) mengatakan bahwa produk domestik bruto (PDB) terkontraksi 0,3% pada April, menyusul penurunan 0,1% pada Maret.
"Melonjaknya biaya yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina menaikkan harga energi, gangguan rantai pasokan yang sedang berlangsung dan kekurangan pekerja telah menghambat aktivitas bisnis, menyeret turun produksi April," kata ONS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara rinci, beberapa hal yang mengalami kenaikan harga yakni energi naik 54% pada April. Kemudian, asuransi nasional juga mengalami kenaikan hingga 1,25 poin persentase, yang kemungkinan berdampak pada keuangan rumah tangga.
Kepala Ekonom Inggris di Capital Economics Paul Dales mengatakan untuk menyelesaikan persoalan ini, ekonomi Negeri Ratu Elizabeth itu perlu tumbuh sekitar 0,5% pada Mei dan Juni. Ini untuk mencegahnya berkontraksi di seluruh kuartal II-2022.
"Angka suram hari ini menunjukkan bahwa pola pertumbuhan tidak mungkin terwujud, menunjukkan Inggris sangat dekat dengan resesi," tegasnya.
Bank Sentral Inggris telah menaikkan suku bunga untuk kelima kalinya sejak Desember 2021 untuk menekan inflasi yang terjadi. Terakhir pada Juni 2022 suku bunga naik sebesar 25 basis poin menjadi 1,25%.
(aid/ara)