Tampil Cetar Karyawan Startup, Gaji Mepet Demi Penuhi Gaya Hidup?

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 14 Jul 2022 10:20 WIB
Ilustrasi Karyawan Startup. Foto: Getty Images/iStockphoto/ijeab
Jakarta -

Bekerja di Startup menjadi impian bagi para kaum milenial belakangan ini. Fleksibilitas kerja, lingkungan kerja yang tidak kaku, dan gaji yang besar, seolah sangat indah dan menjanjikan. Tapi ternyata tak seindah yang dibayangkan.

Yang perlu diingat adalah, kebutuhan setiap orang sangat bervariatif kembali pada tiap-tiap individu. Sehingga, akan sulit bagi kita dalam menilai apakah gaji tersebut terbilang berlebih, pas-pasan, atau justru kurang. Pun tidak semua startup memiliki sistem dan budaya kerja yang sama. Ada yang memberikan tunjangan dan apresiasi yang besar terhadap karyawannya, ada juga yang justru memberikan beban kerja berlipat ganda tanpa uang tambahan.

Seperti halnya seorang pegawai di salah satu startup di bidang kesehatan ini. Menurut orang yang tidak mau disebutkan identitasnya ini, dirinya merasa kurang mendapat apresiasi bahkan mendapat tuntutan kerja berlebih tanpa diberi uang lembur.

"Mereka nge-push tapi nggak ngasih apresiasi. Kita lembur sampai jam 1 pagi, tapi kita nggak dikasi hak prerogatif untuk dapet bayaran lembur," ujarnya kepada detikcom, Rabu (13/07/2022).

Tidak hanya itu, ia bahkan mendapat peran tambahan tanpa diberi insentif lebih. Oleh sebab itu, dia mengaku gaji yang ia dapatkan tidak sepadan dengan hasil jerih payahnya. Makanya, dia perlu mencari penghasilan tambahan dari sumber lainnya.

"Gue kerja sebagai konsultan. Cuma karena mereka tau kemampuan gue seperti apa, gue di double job-in jadi research and development (R&D). Meski demikian, gue tetep di bayar satu, untuk satu job itu dan nggak double," tambahnya.

"Buat nutupin gaji sekecil itu aja, gue cari kerja tambahan di tempat lain. Tapi untungnya gue nggak konsumtif, nongkrong cuma 1-2 kali seminggu. Sisanya cari promo dan gratisan," tutupnya

Sementara itu Farah, pegawai salah satu startup e-commerce mengaku memiliki pengalaman yang berbeda. Dia mengaku mendapatkan gaji yang menurutnya cukup bahkan lebih. Dengan kemudahannya yang bisa work from anywhere (WFA), dia mampu menghemat lebih banyak uangnya.

Namun dia mengakui bahwa stigma 'Startup Life' benar adanya. Meski demikian, tidak bisa disebut 100% benar juga.

"Untuk hedon, bisa dibilang bener, dimana kita dibebasin work from anywhere. Ada yang dibali, ada yang di cafe. Tapi untuk kerja bebas, itu salah banget, karena kita bisa overtime. Idealnya PNS itu cuma sampe jam 4. Kita itu paling pagi di perusahaan aku itu jam 6 dan paling normal itu beres jam 8 malem," tuturnya.



Simak Video "PLN Startup Day 2025: Jembatan Startup Wujudkan Energi Masa Depan"

(ara/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork