Lepas dari Indramayu, perjalanan dilanjutkan menuju Cirebon dan lanjut ke perhentian terakhir di Brebes. Kota mati tak terlalu terlihat lagi sejak lepas dari Indramayu. Dari Indramayu ke Brebes situasinya cukup ramai. Maklum, Cirebon merupakan kota pesisir, Jalur Pantura pun melewati jantung kota Cirebon.
Hal yang sama terus terlihat sampai Brebes. Tak banyak lagi kota mati yang terlihat, situasi sudah cukup ramai dan intensitas lalu lalang kendaraan pun bertambah. Kebetulan di Brebes memang ada beberapa exit tol yang berdekatan dengan Jalur Pantura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semenjak masuk Brebes, mulai banyak penjaja telur asin yang bermunculan di pinggir jalan. Dari yang lapaknya kecil hingga besar. Meski situasi di Brebes ramai, nyatanya para penjual telur asin ini juga sempat mengeluh dagangannya tak seramai dulu.
Jalan Tol Trans Jawa lagi-lagi jadi biang keroknya. Eni, yang menjajakan telur asin bersama ibunya, Nuryanti merasakan hal tersebut. Katanya, pembeli telur asin tak sebanyak dulu.
"Sebelum ada tol saya bisa jual 1.000 butir sehari. Apalagi kalau mudikan. Sekarang 300-500 butir selama 3 hari aja susah banget," kata Eni.
Hal itu terjadi karena tak banyak lagi orang luar kota yang lalu lalang di Jalur Pantura. Menurut, Eni meskipun kawasan Brebes tetap ramai namun tak seperti dulu. "Ya nggak kaya dulu, di sini ramai orang sini doang, kalau dulu kan banyak mobil dari Jakarta dan bus," sebutnya.
Kisah Eni dan Nuryanti menutup perjalanan panjang detikcom di Jalur Pantura. Dari kisah yang didapatkan oleh para pelaku ekonomi di Pantura, kawasan ini memang telah meredup kejayaannya. Kini mereka hanya bertahan mengandalkan sisa kejayaan Pantura.
Simak Video "Video: Banjir Rendam Jalur Pantura di Cirebon, Lalin Macet Sampai 1 Km"
[Gambas:Video 20detik]
(hal/zlf)