Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengklaim jagung sebenarnya tidak impor lagi. Namun, khusus jagung untuk kepentingan industri masih impor.
"Saya ingin sampaikan bahwa bukan hanya beras sebenarnya kita sudah tidak impor, tetapi juga jagung, kecuali yang berkait dengan kebutuhan industri termasuk pemanis dan lain-lain sudah dijelaskan," kata Syahrul dalam konferensi pers virtual di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (1/8/2022).
Oleh sebab itu, Syahrul mengatakan atas perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar hal itu ditekan. Kementerian Pertanian juga diminta menggenjot produksi jagung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, menurut Syahrul produksi jagung Indonesia dalam kondisi memadai. Jumlah produksi jagung dalam negeri sebanyak 18 juta ton dengan kebutuhan 14,7 juta ton.
"Tetapi tadi Bapak Menko memberikan penggarisan kebutuhan nasional menjadi sangat penting, nanti sesudah kita lihat apa-apa yang memang harus dilakukan barulah kita berpikir untuk meningkatkan ke langkah-langkah berikutnya baik ekspor maupun peningkatan kebutuhan industri dalam negeri kita," jelasnya.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan saat ini jagung untuk kebutuhan industri masih impor.
"Kemudian ada juga untuk kebutuhan industri yang baik itu berbasis Pati jagung, snack, dan pemanis dan juga industri kesehatan, dibawah 20 parts per billion nah ini yang mereka masih impor," ungkap Airlangga.
Oleh sebab itu, arahan Jokowi agar produksi jagung dalam negeri ditingkatkan. Peningkatan ini dengan memperluas lahan pertanian jagung mulai dari Papua, Papua Barat, NTT Maluku, Maluku Utara dan Kalimantan Utara. Selain perluasan lahan pertanian, produksi bibit juga akan ditingkatkan.
"Dengan total luas lahan 141.000 hektar dan 86.000 merupakan lahan baru," tutur Airlangga.