Hingga Juli 2022, sebanyak 15.930 dari total 32.826 penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) telah menyelesaikan studinya atau dengan kata lain menjadi alumni. Namun ternyata, di antara alumni-alumni tersebut banyak yang tak kembali ke Tanah Air.
Salah seorang penerima LPDP berinisial DR, ikut menanggapi fenomena ini. Secara pribadi, DR sebagai penerima LPDP merasa tak memiliki utang ke negara. Sebab menurutnya, uang negara yang digunakan untuk LPDP itu juga berasal dari pembayaran pajaknya selama ini.
"Maaf-maaf saja, uang negara kan dari kita juga. Saya pribadi tidak merasa berutang. Kita juga bayar pajak," ujarnya dikutip dari CNNIndonesia, Rabu (3/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
DR menempuh pendidikan pascasarjana pada salah satu universitas di Sydney, Australia. Meski merasa tak berutang ke negara, namun ia tetap kembali ke Tanah Air. Tak seperti 138 rekan-rekannya yang disebut LPDP enggan kembali pulang setelah menyelesaikan pendidikan.
Perempuan berdarah Batak ini pulang untuk mengabdi ke tanah kelahirannya, Indonesia, dan kembali berkumpul bersama keluarga. Saat ini, dia bekerja sebagai karyawan swasta bidang komunikasi.
Namun, ia memahami alasan rekan-rekannya yang tak mau pulang. Bahkan, ia menyebut praktik siswa/i menetap di negara mereka menempuh pendidikan pun ramai beberapa tahun terakhir. Ia mengatakan bekerja di luar negeri lebih menjanjikan untuk hidup.
"Kita tahu secara income (pendapatan), kita lebih dihargai," jelasnya.
Lebih lanjut DR menyarankan agar LPDP juga harus introspeksi. Tidak semata-mata menyalahkan alumni. Misalnya, ia menyarankan membangun sistem terintegrasi yang bisa mewadahi para alumni untuk mengabdi, baik di instansi pemerintahan maupun BUMN.
"Jadi, LPDP harus berubah cara berpikirnya (jangan hanya) mengharapkan kesadaran alumni untuk mengabdi. Kesadaran itu bisa dibentuk oleh sistem yang mumpuni," kata DR.
Simak juga video 'Nadiem Berharap Penerima LPDP Kembali Ke Tanah Air Usai Studi':