Said menjelaskan, pada sektor industri disebut mulai bangkit pasca pandemi yang tumbuh 4%. Naiknya berbagai harga komoditas juga mendorong pertumbuhan sektor pertambangan yang tumbuh 4% (yoy).
Capaian fantastis terjadi pada sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 21,27 persen (yoy). Padahal sektor ini saat pandemi tahun 2020. Sektor perdagangan, hotel, restoran, listrik dan gas semuanya tumbuh fantastis hingga 9 persenan (yoy).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sektor sektor ini kembali bergerak kembali karena keberhasilan kita mengendalikan pandemi COVID-19. Sehingga mobilitas masyarakat pulih seperti sebelum pandemi. Tekanan eksternal yang sejak perang Ukraina dan Rusia pecah pada akhir Februari 2022 terlihat masih terkelola dan termitigasi dengan baik oleh pemerintah.
Meskipun sedikit ada kenaikan inflasi, namun masih terkendali, yakni di level 4,4%. Angka inflasi itu tidak separah yang dialami oleh Eropa, Amerika Serikat, beberapa negara Timur Tengah dan Asia Timur. Inflasi dan pandemi yang sama-sama terkendali membuat tingkat permintaan yang bertumpu pada konsumsi domestik, yakni pada rumah tangga tumbuh di level 5,5% (yoy).
Investasi juga menunjukan prestasi yang menggembirakan di tengah kecenderungan investor memilih jalan konservatif, menempatkan investasi di asset haven. Pertumbuhan konsumsi barang modal mencapai 3,07% (yoy). Selain itu kenaikan harga komoditas ekspor telah mendorong permintaan keluar lebih baik. Ekspor kita tumbuh 19,74% (yoy).
(das/das)