Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkap potensi keekonomian bidang kelautan Indonesia nilainya mencapai US$ 1,33 triliun atau setara Rp 19.995 triliun (kurs Rp 15.000/US$). Nilai itu terdiri dari 11 sektor kelautan dan perikanan di Indonesia.
Lantas bentuk dari 'harta kartun' laut di Indonesia itu seperti apa saja?
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Artati Widiarti mengungkap potensi keekonomian sektor kelautan dan perikanan Indonesia terdiri dari beberapa sektor, diantaranya adalah Industri Pengolahan Ikan dan Bioteknologi sebanyak 21% dari total potensi keekonomian sektor kelautan dan perikanan Indonesia.
Industri pengolahan ikan di Indonesia yang biasa disebut Unit Pengolahan Ikan (UPI) adalah suatu industri yang melakukan pengolahan sumberdaya kelautan dan perikanan menjadi beraneka diversifikasi produk, baik untuk pangan maupun non pangan.
"Jumlah UPI di Indonesia adalah 63.459 unit yang terdiri dari UPI skala Mikro dan Kecil sebanyak 62.389 unit (BPS, 2019) dan UPI skala Menengah dan Besar sejumlah 1.070 unit (Ditjen PDS, 2020). Produk yang dihasilkan oleh UPI tersebut dipasarkan baik di dalam negeri maupun di luar negeri," jelasnya kepada detikcom, ditulis, Rabu (10/8/2022).
Artati menjelaskan, ada berbagai macam komoditi hasil laut dan perikanan yang diolah dengan berbagai macam kelompok pengolahan. Macam kelompok pengolahan itu mulai dari pengalengan, penggaraman/pengeringan, pembekuan, pemindangan, pengasapan/pemanggangan, fermentasi/peragian, pereduksian/ekstraksi, pelumatan daging/surimi, penanganan produk segar/dingin, dan pengolahan lainnya.
"Misalnya ikan tuna grade A dan AA akan ditangani sebagai produk segar atau beku sebagai bahan pembuatan sashimi, tuna grade B diolah menjadi produk loin, steak, cube, tuna grade C dapat diolah menjadi ikan kaleng, tetelan daging tuna sisa pengolahan produk utama dapat diolah menjadi bakso, otak-otak, abon dan lainnya," jelasnya.
Selain ikan, diversifikasi udang juga sangat banyak, misalnya udang beku, yang terdiri dari udang beku utuh, udang kupas beku, udang tanpa kepala beku, udang masak beku, dan lainnya. Kemudian juga ada pada udang breaded/tempura, lumpia udang, kerupuk udang, bakso udang, dan masih banyak lagi.
Selain berbagai jenis ikan dan udang yang diolah, Artati juga menyebutkan kekayaan laut Indonesia terdiri dari rumput laut yang terdiri dari berbagai macam jenis. Seperti Eucheuma cottonii, Glacilaria sp., Ulva sp., Sargassum sp., Gelidium sp., Turbinaria sp.
"Kekayaan jenis rumput laut tersebut memiliki karakter spesifik yang kemudian dapat diolah menjadi produk yang spesifik pula. Namun secara umum, rumput laut saat ini diolah menjadi produk makanan seperti jeli, permen, yogurt, es krim, selai, kukis, sirup rumput laut, dan masih banyak lagi," ungkapnya.
Sedangkan untuk produk nonpangan yang termasuk dalam industri bioteknologi, rumput laut dapat diolah untuk menjadi kosmetik, kapsul, bahan pengganti plastik (tas dan sedotan), plester, cat rambut, pelindung kemilau sutra, dan lainnya.
Lanjut ke halaman berikutnya.
Simak Video "Video: Cuaca Ekstrem, BMKG Minta Transportasi Laut-Udara Waspada"
(das/das)