Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegur pimpinan daerah se-Sumatera akibat laju inflasi melewati ambang batas 4%. Inflasi tinggi ini ditengarai oleh harga-harga pangan yang naik tak terkendali.
"Tekanan inflasi hingga Juli mayoritas terjadi di Sumatera. Sumatera ini kalau ada para Pemda dari Sumatera, di tempat Anda yang paling banyak itu di Jambi, Bungo, Gunungsitoli, Kotabaru, Baubau, Bulungan, Padang dan seterusnya," kata Luhut dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Selasa (30/8/2022).
Berdasarkan data paparan Luhut, per Juli 2022 Jambi mengalami inflasi paling tinggi sebesar 6,96%. Kondisi ini dipicu oleh inflasi cabai merah yang mencapai 2,02%, angkutan udara 0,60%, bahan bakar rumah tangga 0,48% dan bawang merah 0,46%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Posisi kedua ditempati oleh Bungo yang mengalami inflasi sebesar 6,93% dengan komoditas penyumbang cabai merah, bawang merah, dan bahan bakar rumah tangga.
Dari data tersebut, Luhut menyimpulkan bahwa cabai merah rata-rata menjadi biang kerok inflasi di Sumatera. Bayangkan, 20 kota di Sumatera mengalami inflasi cabai merah tertinggi pada periode Januari-Juli 2022.
Luhut berharap pemerintah daerah bisa mendorong masyarakat untuk menanam cabai sendiri. Hal itu bisa dilakukan dengan menggunakan dana desa yang dikirimkan pemerintah pusat.
"Kenapa tidak didorong rakyat kita menanam itu saja sehingga kita melakukan preventive strike, jadi kita sudah melakukan serangan lebih dulu dengan menanam itu tadi," tambahnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 67 dari 90 kota IHK telah mencapai tingkat inflasi di atas 4%. Di antaranya berada di Jambi 6,96%, Bungo 6,94%, Gunungsitoli 6,70%, Kotabaru 6,65%, Baubau 6,58%, Tanjung Selor 6,52%, Padang 6,51%, serta Pekanbaru 6,41%. Komoditas penyumbang terbesar adalah cabai merah, bawang merah, rokok kretek, ikan tongkol, dan angkutan udara.
(aid/zlf)