Peternak ayam pedaging mengungkap penyebab anjloknya harga saat bertemu dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas. Peternak yang menemui Zulhas yaitu Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) dan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia di Kementerian Perdagangan.
Ketua Umum GOPAN Hery Dermawan menyampaikan penyebab harga ayam anjlok karena permintaan dan pasokan tidak seimbang. Menurutnya harga ayam memang elastis, jadi ketika ada permintaan yang turun dan pasokan banyak, harga akan turun. Kalau permintaan meningkat, pasokan sedikit, harga akan naik.
"Turunnya harga ini banyak faktor pak, pertama mungkin suplai dan demand tidak stabil. Jadi ini ayam elastis jika ada kekurangan atau kelebihan sedikit harga bisa turun atau bisa naik," katanya saat bertemu Zulhas di Kemendag, Jakarta Pusat, Kamis (1/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab kedua, menurutnya karena harga saat ini mengikuti mekanisme pasar. Nah mekanisme pasar ini kata Hery ditentukan oleh pemilik ayam terbanyak yakni perusahaan ayam broiler terbesar senasional.
"Peternak ayam mandiri ini kan hanya memegang 15% dari seluruh populasi. Sedangkan ada empat perusahaan yang kira kira memegang kepemilikan 80%," jelasnya.
Adapun keempat perusahaan besar yang dimaksud PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, PT Malindo Feedmill Tbk, dan PT Super Unggas Jaya (SUJA).
Kondisi saat ini, harga ayam di tingkat peternak anjlok namun di pasar harganya saat ini menurut dia di antara Rp 35.000-39.000 per kilogram (kg). Sementara harga ayam di kelas peternak hanya Rp 14.000-17.000 per kg, tetapi modal yang dikeluarkan peternak saat ini Rp 20.000-21.000 per kg.
Hery menambahkan artinya peternak mengalami kerugian sebesar Rp 4.000-6.000 per kg. "Ini yang terjadi pedagang untung, peternak rugi," ungkapnya.
Tonton juga Video: Sedih, Harga Ayam di Parepare Mahal Bikin Sepi Pembeli