Timor Tengah Utara -
Minyak kayu putih telah terkenal sebagai obat tradisional untuk meredakan bermacam penyakit. Saking punya banyak manfaat, minyak kayu putih hampir digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Timur. Tak hanya itu, di wilayah seperti Kota Kecil Wini, Kabupaten Timor Tenga Utara (TTU), produksi minyak kayu putih pun kerap menjadi oleh-oleh andalan bagi para wisatawan.
Berbeda dengan minyak kayu putih yang kini marak dijual di pasaran, minyak kayu putih produksi Wini masih dibuat dengan cara tradisional melalui penyulingan. Selain itu, bahan dasarnya tidak menggunakan campuran apapun.
Pengusaha minyak kayu putih di Wini, Amros mengatakan untuk satu kali pembuatan minyak kayu putih paling tidak memerlukan 4 karung berisi daun kayu putih. Adapun 1 karung biasanya beratnya sekitar 25 kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, daun akan dimasukkan ke tong untuk dimasak dengan api. Rebusan daun kayu putih nantinya akan menghasilkan uap, yang akan didinginkan kembali melalui pipa. Proses ini nantinya akan menghasilkan dua macam, yakni air dan minyak kayu putih. Massa minyak kayu putih yang lebih ringan akan membuat minyak kayu putih berada di atas.
"Air di bawah, minyak di atas. Lalu, air (nanti) dibuang ke bawah, minyak tertampung di botol terakhir. Begitu terus sampai 5-6 jam, kalau sudah tidak ada minyaknya baru kita lepas dari induk pipanya," ujar Amros kepada detikcom baru-baru ini.
Lantaran masih murni menggunakan daun kayu putih saja, minyak yang dihasilkan pun memiliki karakteristik berbeda dari minyak kayu putih yang dijual di pasaran atau oplosan. Amros mengatakan minyak kayu putih asli memiliki bau yang lebih kuat dan menyengat dibandingkan minyak kayu putih oplosan.
"Kadar minyaknya banyak, (sehingga) harumnya tercium menyengat," ungkapnya.
Selain itu, minyak kayu putih murni dan oplosan juga bisa dibedakan dari warnanya. Amros menyebut minyak kayu putih oplosan atau yang sudah dicampur biasanya berwarna agak keruh.
"Membedakan minyak kayu putih yang campuran dia agak kuning keruh, tidak jernih. Kalau yang jernih itu yang bagus dan kadar minyaknya tinggi," imbuhnya.
Baca Selanjutnya >>>
Amros menambahkan minyak kayu putih yang murni terbuat dari daun kayu putih juga aman dikonsumsi. Bahkan, di Wini minyak kayu putih juga kerap digunakan tak hanya untuk menghangatkan badan namun meredakan asam urat.
"Khasiatnya untuk bersalin, sakit pegal-pegal linu, batuk pilek, asam urat, kolesterol, bisa diminum (dan) bisa digosok," paparnya.
Lebih lanjut, Amros mengatakan dalam satu minggu dirinya bisa dua kali membuat kayu putih. Adapun dalam satu kali masak, ia bisa menghasilkan 3-4 botol berukuran 500 ml yang dihargai Rp 300 ribu. Dari hasil jualan minyak kayu putih, Amros bisa meraih omzet hingga Rp 2,4 juta per bulan.
Untuk modal, Amros mengaku modal pembuatan minyak kayu putih tak terbilang cukup terjangkau lantaran daun kayu putih yang digunakan diambil dari hasil kebunnya sendiri. Namun, untuk peralatan lainnya ia meminjam modal dari Bank BRI Unit Wini. Amros mengaku berkat pinjaman modal dari BRI, usaha minyak kayu putihnya pun makin berkembang.
"Awal saya pinjam itu Rp 3 juta, setelah itu usahanya bagus jadi kita naikkan lagi. Kami juga sedang proses untuk meminjam lagi untuk lebih mengembangkan usaha," katanya.
"Dana digunakan untuk keperluan dalam rumah, bantuan anak sekolah, beli tong baru persiapan usaha. Sebelum meminjam uang ke BRI ya pasti ada bedanya jauh sekali, hasil penjualan bisa meningkat 2 kali lipat setelah meminjam ke BRI," lanjutnya.
Ke depan, Amros berharap dapat terus mengembangkan usahanya sehingga produksi minyak kayu putih yang dihasilkan dapat semakin banyak.
"Harapan kami ya semoga bisa tambah tong untuk mengembangkan usaha, dari yang ukuran awalnya 170 kg mungkin bisa naik jadi 300 kg sehingga hasil keluarnya bisa jadi 1.000 sampai 2.500 liter," katanya.
"Terima kasih banyak untuk BRI atas bantuannya, prosesnya cepat dan sangat membantu pengusaha kecil sehingga bisa membantu kehidupan kami juga," tutupnya.
Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!