Cuan Budidaya Ikan Bandeng Air Payau, Sekali Panen Bisa 600 Kg

Tapal Batas

Cuan Budidaya Ikan Bandeng Air Payau, Sekali Panen Bisa 600 Kg

Inkana Putri - detikFinance
Jumat, 09 Sep 2022 12:32 WIB
Usaha Tambak Ikan Bandeng
Foto: detikcom
Timor Tengah Utara -

Bandeng menjadi salah satu jenis ikan yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Selain cukup tinggi akan protein, ikan bandeng juga memiliki cita rasa yang lezat, terlebih jika dipresto. Tak heran banyak masyarakat yang tertarik untuk melakukan budidaya ikan bandeng, termasuk di Kota Kecil Wini, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur.

Salah seorang peternak bandeng di Wini Jemitrius Bana Bubun mengatakan budidaya ikan bandeng memiliki potensi jual yang cukup baik. Hal ini lah yang membuat dirinya terjun ke usaha tambak bandeng air payau.

"(Saya) menjadi nelayan khususnya pekerjaan di bidang tambak ini sudah semenjak kecil. Tambak ini sudah ada sejak 1999 luasnya kurang lebih 60x50 meter persegi. Di sini kita budidaya ikan bandeng. Kenapa memilih ikan bandeng? Karena nilai jualnya lumayan bagus dan kalau ikan-ikan lain seperti nila dan mujair itu nilai jualnya kurang bagus," ujarnya kepada detikcom belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di samping itu, pria yang akrab disapa Jemi ini menyebut budidaya ikan bandeng juga menguntungkan. Mengingat dalam satu kali panen, dirinya bisa mendapat 400 kg hingga 600 kg. Adapun jangka waktu untuk panen, yakni 6-7 bulan.

"Sekali panen tergantung sih biasanya dapat 400 kg, kadang tidak sampai sih tergantung pola makan pokoknya. Tahun-tahun sebelumnya pernah 500-600 kg," paparnya.

ADVERTISEMENT

Jemi mengatakan 1 kg bandeng dijual seharga Rp 60 ribu. Biasanya ikan-ikan bandeng miliknya dijual ke konsumen lokal di sekitar Wini atau konsumen luar seperti pebisnis. Dalam satu kali panen, Jemi bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 30 juta.

Meski cukup menguntungkan, Jemi mengatakan budidaya ikan bandeng air payau bukan hal yang mudah. Pasalnya, pola makan bandeng perlu diperhatikan. Apalagi di tambak bandeng miliknya sangat dekat dengan pantai sehingga ia perlu menjaga kadar garam.

"Cara membuat bandeng berkualitas tinggi ya kita perhatikan makanannya. Kita kasih perangsang untuk ikan biar lebih cepat dan baik berkembangnya itu pakai PS10," katanya.

"Bulan Oktober itu kan salinitasnya (kadar garam) tinggi, biasanya kita tau dari situasi air kalau di pinggir (kolam tambak) sudah ada putih-putih, berarti kadar garamnya sedang tinggi. Yang perlu dilakukan ya kita tambah air lagi. Karena kalau air terlalu asin atau salinitasnya tinggi ya ikan bandeng akan mati," katanya.

Baca Selanjutnya >>>

Tak hanya itu, modal untuk budidaya bandeng juga cukup besar. Selain perlu lahan tambak, budidaya ikan bandeng juga memerlukan bibit nener, pupuk dan lainnya. Jemi mengatakan dirinya perlu mengeluarkan kocek Rp 10 juta saat awal mula memiliki tambak bandeng.

"Modal saya sekitar Rp 10 juta untuk persiapan pupuk, pengeringan lahan, sewa tenaga untuk balik tanggul yang ada. Pupuk kandang biasanya butuh 10 karung. Kita masih pakai pola-pola tradisional dan alam," katanya.

Namun, seiring berjalannya waktu, Jemi juga meminjam modal dari BRI untuk mengembangkan usahanya. Modal ini ia gunakan untuk membeli peralatan tambak hingga melengkapi kios sembakonya. Kini, usaha tambak Jemi pun kian berkembang, bahkan dirinya sudah bisa membeli mobil untuk support usahanya.

"Awal pinjam ke BRI itu Rp 5 juta untuk usaha kios sembako. Dalam perjalanan naik jadi Rp 20 juta untuk beli kompresor, barang-barang kios, lalu naik dari Rp 100 juta dan baru-baru ini Rp 250 juta untuk buat bagan dan perahu, beli mobil hilux untuk support usaha saya ini seperti beli sembako, antar hasil panen. Saya juga biasa ambil hasil tangkapan dari kapal, lalu langsung saya kirim ke Kefa, dan lainnya," katanya.

"Sebelum pinjam BRI awalnya lebih sedikit hasilnya, setelah pinjam ya hasilnya meningkat sedikit. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada BRI yang telah membantu untuk melancarkan usaha saya," pungkasnya.

Sebagai informasi, detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!


Hide Ads