Bupati Karanganyar, Jawa Tengah, Juliyatmono kembali mengucapkan komentar kontroversial. Dalam sebuah video berdurasi 28 detik, pria yang akrab disapa Yuli itu meminta warga tak pusing soal kenaikan harga BBM.
Salah satu komentar Yuli menyebut jika tidak memiliki uang maka warga tidak usah bepergian. Menanggapi hal ini, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyebut hal ini menjadi bukti jika dampak kenaikan harga BBM tidak dipahami banyak pihak.
"Yang jelas pernyataan itu menunjukkan bahwa pemahaman terkait dengan kenaikan harga BBM subsidi ini tidak cukup dipahami oleh banyak pihak. Termasuk tidak dipahami oleh para pemimpin," kata Piter saat dihubungi detikcom, Senin (12/9/2022).
Menurut Piter kenaikan harga BBM subsidi tidak sebatas hanya pada kenaikan harga BBM-nya saja. Lebih jauh, itu mempengaruhi inflasi dan perekonomian secara menyeluruh.
"Jadi ngomong kaya gitu, termasuk juga ngomong nggak usah makan dulu. Kenaikan harga BBM itu kan memicu kenaikan harga-harga lain. Jadi kalau mau melengkapinya, jangan makan dulu, jangan minum dulu. Nggak cuman jangan bepergian. Karena kenaikan harga yang lain," katanya menambahkan.
Ucapan 'nggak usah pergi dulu' bisa menyebabkan perekonomian mati jika dilakukan. Lapangan kerja tidak tercipta, pengangguran bertambah, hingga meningkatkan angka kemiskinan.
Sementara itu, Pengamat transportasi yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno menilai jika kenaikan harga BBM menjadi momentum bagi pemimpin daerah untuk memperbaiki transportasi umum.
"Justru kita tuh berpikir kalau mahal tuh bupatinya pada mikir, rakyatnya dikasih angkutan umum biar murah, gitu loh. Tapi kan bupati sekarang jarang mikir gitu kadang-kadang sedihnya begitu," ungkapnya.
Bersambung ke halamn selanjutnya.
(dna/dna)