Indonesia-Prancis Bahas Potensi Kerja Sama di Bidang Energi & Alutsista

Indonesia-Prancis Bahas Potensi Kerja Sama di Bidang Energi & Alutsista

Angga Laraspati - detikFinance
Selasa, 13 Sep 2022 22:36 WIB
Airlangga dan Senator Prancis
Foto: Kemenko Bidang Perekonomian
Jakarta -

Senator Prancis Rachid Temal mengatakan Prancis siap meningkatkan kerja sama strategis dengan negara mitra di kawasan Indo-Pasifik, termasuk Indonesia. Selain itu, pihaknya ingin membahas hubungan antara kedua negara, dengan harapan dapat meningkatkan kerja sama yang saat ini telah terjalin.

"Kunjungan kami ke Indonesia kali ini bertujuan untuk melakukan studi atau kajian terkait Strategi Prancis di Kawasan Indo-Pasifik," ujar Temal dalam keterangan tertulis, Selasa (13/9/2022).

Hal ini diungkapkan Temal saat memimpin Delegasi Komisi Luar Negeri, Pertahanan dan Angkatan Bersenjata pada Senat Republik Prancis dalam pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Dijelaskan pula Delegasi Senat Prancis berkeinginan untuk bertukar pandangan mengenai kawasan Indo-Pasifik dengan pihak Indonesia dengan mempertimbangkan posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak Prancis juga menyampaikan keingintahuan terkait pendekatan yang diambil oleh Indonesia di kawasan Indo-Pasifik serta bagaimana strategi untuk menjaga kawasan agar tetap inklusif dan dapat memberikan kesejahteraan bagi rakyat.

Menanggapi hal tersebut, Airlangga menjelaskan saat ini Indonesia sedang menjabat Presidensi pada G20. Terdapat empat pilar penting dari Presidensi Indonesia di G20 yaitu kesehatan global, transisi energi, transformasi digital dan ketahanan pangan.

ADVERTISEMENT

Airlangga pun melihat konsep Indo-Pasifik yang dimiliki oleh Prancis memiliki kemiripan dengan Indonesia yang memandang kawasan tersebut bukan hanya dari sisi politik dan keamanan semata, namun juga dilihat dari sisi ekonomi. Dalam hal ini, eksistensi ASEAN memiliki peran sangat strategis dalam menjaga stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

Airlangga menjelaskan Indonesia baru saja berpartisipasi dalam Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang dilaksanakan di Amerika Serikat. Poin penting dari pertemuan tersebut adalah penetapan target untuk menghasilkan solusi konkret bagi kawasan dalam beberapa tahun ke depan.

"Indonesia juga meminta dukungan dari Prancis agar perundingan Indonesia-European Union CEPA (IEU-CEPA) dapat dipercepat penyelesaiannya. Pada faktanya terdapat beberapa isu penting yang perlu dibahas secara mendalam tapi saya optimis bahwa hal tersebut dapat diselesaikan dalam waktu yang tidak lama," ungkap Airlangga.

Kedua pihak pun menyadari ekonomi Indonesia dan Uni Eropa bersifat komplementer, sehingga keberadaan perjanjian ekonomi komprehensif seperti IEU-CEPA dapat menguntungkan kedua pihak.

Klik halaman selanjutnya >>>

Menjawab permintaan Indonesia tersebut, pihak Prancis menyatakan dukungan terhadap percepatan penyelesaian perundingan IEU-CEPA meskipun terdapat beberapa hal yang perlu diselesaikan di internal Uni Eropa sendiri.

Menanggapi pertanyaan pihak Prancis terkait potensi kerja sama di sektor transisi energi, Airlangga menyampaikan beberapa hal di antaranya kerja sama untuk membangun energi terbarukan di Indonesia.

Terdapat rencana oleh Pemerintah untuk phasing out pembangkit listrik berbasis batu bara dan menggantinya dengan beberapa proyek energi terbarukan seperti co firing batubara dengan amonia, pembangkit listrik panas bumi, floating solar panel, hydropower serta pengembangan energi nuklir berbasis riset.

Pada kesempatan tersebut disampaikan juga potensi kerja sama pada teknologi sistem penyimpanan baterai listrik untuk mendorong pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

Airlangga menyebut Pemerintah Indonesia kembali menekankan agar proses transisi energi yang sedang dilakukan harus tetap memenuhi unsur berkeadilan dan terjangkau oleh masyarakat, tanpa mengurangi kebutuhan energi di dalam negeri.

"Indonesia telah memiliki regulasi atau perundang-undangan yang mendukung pengembangan energi terbarukan, ditambah lagi Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti nikel untuk pengembangan sektor ini, di mana Prancis merupakan salah satu investor pengembangan nikel utama di Indonesia," kata Airlangga.

Airlangga juga menyampaikan concern pihak Indonesia terkait ekspor komoditas minyak sawit Indonesia ke Prancis.

"Minyak sawit merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang mengedepankan aspek keberlanjutan melalui sertifikasi ISPO sehingga akses pasar minyak sawit Indonesia ke kawasan Eropa dapat terjaga dan terus ditingkatkan ke depannya," tuturnya.

Dari aspek perdagangan, kedua negara mencatat tren yang cukup signifikan dalam perdagangan bilateral di mana pada tahun 2021 tercatat kenaikan sebesar 0,25% atau senilai US$ 2,28 miliar dibandingkan pada tahun sebelumnya (US$ 2,27 miliar).

Komoditas utama Indonesia yang diekspor ke Prancis adalah mesin dan peralatan listrik, disusul oleh alas kaki dan sejenisnya serta minyak sawit dan olahannya. Prancis menempati peringkat ke-5 mitra dagang penting Indonesia di wilayah Eropa.

Di bidang investasi, nilai realisasi investasi Prancis di Indonesia juga mengalami fluktuasi yang cukup signifikan dalam 5 (lima) tahun terakhir. Pada tahun 2021 tercatat realisasi investasi sebesar US$ 145,76 juta dalam 709 proyek, atau meningkat lebih dari 4 (empat) kali lipat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar US$ 25,11 juta dalam 1.079 proyek.

Prancis merupakan mitra strategis dari Indonesia sejak tahun 2011 dan telah meluncurkan Indo-Pacific Strategy.

Prancis juga menyatakan kesiapan untuk membantu penyediaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia berupa pesawat tempur dan kapal selam. Pihaknya juga siap untuk bekerja sama terkait transfer teknologi dan membuka lapangan kerja di Indonesia.

Indonesia berharap agar Prancis dapat memberikan fasilitas offset dalam proses pembelian alutsista tersebut serta membuka kemungkinan untuk kerja sama pengadaan kapal patroli guna menjaga keamanan di wilayah Laut Cina Selatan.

Sebagai informasi, dalam pertemuan tersebut Airlangga didampingi oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Eropa, Afrika dan Timur Tengah, serta Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika dan Pasifik.

Sementara Senator Temal didampingi oleh Senator Cédric Perrin, Senator Jacques Le Nay, Senator Joël Guerriau, Senator André Gattolin, Senator Hugues Saury, serta Duta Besar Prancis untuk Republik Indonesia.


Hide Ads