Jakarta -
Sandwich generation kerap disebut sebagai 'kutukan' apabila kamu tidak berupaya untuk memutus rantainya. Bisa jadi kamu saat ini menjadi tumpuan keluarga, namun di kala tua mungkin kamu bisa menjadi beban bagi sang anak.
Istilah Sandwich Generation diperkenalkan pada tahun 1981 oleh Dorothy A. Miller, seorang Profesor sekaligus direktur praktikum University Kentucky, Lexington, Amerika Serikat. Seperti roti sandwich, generasi produktif dihimpit kedua generasi yang tidak produktif, yakni anak dan orang tua. Jenis-jenis generasi sandwich juga beragam karena bisa jadi mereka menanggung biaya saudara kandung, mertua, kakek nenek, cucu, hingga saudara lainnya.
Generasi sandwich bisa menanggung beban ini hingga tahunan bahkan belasan tahun. Namun, bukan tidak mungkin generasi sandwich malahan akan menjadi beban bagi anaknya, bila sudah pensiun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kunci dari memutus generasi sandwich adalah mempersiapkan diri agar mandiri secara keuangan pasca pensiun. Selain itu, sebagai generasi produktif, kamu juga menyiapkan anak kamu untuk belajar pengelolaan keuangan dan investasi sedari dini.
1. Perencanaan keuangan
Certified Financial Planner Annisa Steviani mengatakan generasi milenial dan generasi Z saat ini lebih diuntungkan dengan perkembangan informasi yang jauh lebih baik dibandingkan generasi orang tua. Informasi mengenai perencanaan keuangan, produk tabungan hingga investasi, mudah didapatkan saat ini. Untuk itu, generasi milenial dan generasi Z, harusnya memiliki perencanaan keuangan yang lebih baik.
"Karena hidup tidak hanya untuk saat ini, tetapi ada masa mendatang yang tidak diketahui," ujarnya.
Teori perencanaan keuangan pun sudah mulai beragam, namun intinya adalah alokasi dana sehingga bisa mencukupi untuk kebutuhan hidup, menabung, dan berinvestasi. Teorinya jauh lebih mudah dibandingkan prakteknya. Oleh karena itu, selain paham cara mengelola keuangan diperlukan disiplin ketat agar perencanaan keuangan bisa sukses terlaksana.
Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar saat ini masyarakat akan semakin mudah dalam mengatur keuangan, menabung, hingga berinvestasi. Berkat kemajuan teknologi, hal tersebut bisa dilakukan semua hanya melalui smartphone.
Salah satunya melalui aplikasi Jago yang memiliki fitur Kantong atau pocket yang akan memudahkan nasabah dalam mengalokasi setiap uang dan mengatur pengeluaran secara mudah. "Para generasi sandwich dapat memanfaatkan fitur kantong untuk mengalokasikan dana sesuai dengan kebutuhan mereka, termasuk untuk kebutuhan di hari depan," ujar Kharim.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
2. Menabung dan investasi
Menabung adalah hal yang wajib dilakukan untuk mencapai target finansial. Tanpa menabung maka penghasilan yang besar pun bisa menguap, terutama untuk barang-barang konsumtif.
Setelah menabung telah menjadi kebiasaan rutin, maka kamu juga disarankan berinvestasi. Maklum, imbal hasil dari menabung umumnya sangat kecil bahkan di bawah atau hanya setara dengan tingkat inflasi.
Melalui investasi kamu bisa mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan tabungan. Produknya juga sangat banyak, seperti reksa dana, saham, emas, Obligasi Ritel Indonesia, properti dan lain sebagainya.
Sebelum kamu memulai investasi, pastikan sudah mengetahui secara rinci mengenai investasi yang dituju beserta risikonya. Beberapa investasi bahkan memiliki risiko sangat tinggi, sehingga harus dilakukan secara hati-hati.
Kharim Siregar mengatakan Bank Jago juga mempermudah setiap nasabah menabung dan berinvestasi secara menyenangkan. Setiap nasabah bisa membuat hingga 20 kantong menabung yang bisa dikustomisasi sesuai keinginan. Misalkan, kantong menabung untuk membeli mobil, lalu kantong menabung untuk sekolah S2, dan kantong untuk dana pensiun.
Selain itu, Bank Jago juga kolaborasi dengan agen penjual reksa dana online Bibit.id untuk mempermudah nasabah melakukan investasi. Aplikasi Jago terhubung secara seamless sehingga nasabah bisa membeli reksa dana secara rutin dan otomatis.
Bank Jago juga menjalin kemitraan dengan Stockbit Sekuritas sebagai penyedia rekening dana nasabah (RDN) yang terintegrasi. Dalam kerja sama ini, nasabah Bank Jago bisa melakukan top up untuk pembelian saham secara mudah dan cepat.
3. Menyiapkan kebutuhan masa depan anak
Kita tidak pernah tahu akan situasi pada masa depan. Bisa jadi hari ini kita sehat, namun seminggu lagi terkena sakit yang keras dan tidak produktif lagi. Untuk memutus rantai generasi sandwich kita juga harus mempersiapkan kebutuhan anak, seperti dana pendidikan. Bila tidak dipersiapkan bisa jadi nanti anak pertama kita harus menanggung biaya para adik-adiknya.
Dana pendidikan baik dalam bentuk asuransi maupun tabungan, juga dapat meringankan beban orang tua di dikemudian hari. Sebelum memulai dana pendidikan, pastikan sudah memperkirakan perhitungan biaya pendidikan anak secara detail, seperti akan memilih sekolah di mana yang disesuaikan dengan kemampuan finansial.
Terkait dengan dana pendidikan anak juga bisa dilakukan secara mudah dengan aplikasi Jago. Nasabah bisa membuat kantong baru yang akan mendebet atau menabung secara rutin dengan target jangka waktu tertentu.
Bila diperlukan dana pendidikan juga dilakukan melalui Kantong bersama antara suami dan istri. Kedua orang tua bisa menabung di kantong yang sama dan bisa mengetahui perkembangan dananya secara transparan.
4. Asuransi
Asuransi wajib dimiliki untuk melindungi diri dari risiko finansial yang besar. Asuransi cukup beragam, mulai dari kesehatan, jiwa atau kematian, kendaraan, properti dan lain sebagainya. Bila kamu sudah memiliki perencanaan keuangan yang bagus, sudah menabung dan berinvestasi maka asuransi pun wajib untuk diri sendiri dan keluarga.
Bayangkan bila ada keluarga yang tiba-tiba sakit keras dan tidak memiliki asuransi. Uang yang dipakai berobat pasti jauh lebih tinggi dibandingkan premi asuransi yang tentunya bisa dicicil secara rutin.
5. Ajarkan anak perencanaan keuangan
Para generasi sandwich banyak yang baru belajar dan menerapkan perencanaan keuangan ketika sudah bekerja atau usia produktif. Namun, sebenarnya hal ini bisa diajarkan sejak dini kepada anak-anak.
Mulailah dari hal mudah seperti menabung dengan motivasi bisa membeli barang impian, Bisa juga memberikan pemahaman kepada anak untuk membedakan kebutuhan dan keinginan. Semakin cepat anak paham soal perencanaan keuangan dan menabung, maka semakin cepat pula rantai sandwich generation bisa diputus.