Duet Zulhas dan Buwas Buka-bukaan Biang Kerok Harga Beras Mahal

Duet Zulhas dan Buwas Buka-bukaan Biang Kerok Harga Beras Mahal

Ilyas Fadilah - detikFinance
Selasa, 04 Okt 2022 06:15 WIB
Zulhas Cek Pasar Cipinang
Duet Zulhas dan Buwas Buka-bukaan Biang Kerok Harga Beras Mahal/Foto: Kemendag
Jakarta -

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan sidak ke Pasar Pasar Induk Beras Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Dalam kunjungannya, Zulhas mengungkap penyebab harga beras masih tinggi.

Menurut Zulhas, saat ini banyak perusahaan besar berkecimpung di industri beras. Mereka membuat pabrik giling dan berani membeli gabah dengan harga mahal.

"Sekarang perusahaan-perusahaan besar bikin pabrik giling. Jadi dia beli harga gabah mahal, diolah jadi premium," katanya saat sidak di Pasar Pasar Induk Beras Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Senin (3/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal yang sama juga diungkapkan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) yang turut hadir dalam sidak. Ia menyebut perusahaan swasta bisa bergerak leluasa.

"Tolong dibatasi swasta-swasta itu yang bermain dengan beras karena memperbesar kekuatan mereka, dan ini sangat merugikan petani dan ketahanan mereka. Sekarang kita bersaing dengan mereka yang bebas sedangkan negara dibatasi," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Buwas mengatakan, Bulog juga harus berebut alat angkut beras dengan pihak swasta. Dalam hal ini pemerintah disebutnya kurang mampu bersaing untuk menyesuaikan harga beras.

Menurutnya dengan berkembangnya swasta yang menguasai pasar menyebabkan harga beras di pasaran rusak. Hal yang sama diungkapkan juga oleh Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo. Ia menjelaskan tiga penyebab harga beras dan gabah menjadi tinggi.

Pertama, harga pupuk sedang mengalami kenaikan. Kedua, ada pembatasan ke petani menggunakan pupuk subsidi. Ketiga, ada pelaku usaha yang mendorong harga supaya naik.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi mengatakan, produksi tahun ini sebenarnya cukup. Hanya saja ada gangguan di sektor distribusi.

Apa upaya pemerintah menekan harga beras? Cek halaman berikutnya.

Selain distribusi, hal lain yang mempengaruhi harga beras adalah kenaikan biaya produksi di sektor hulu. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional Arif Prasetyo Adi.

"Hari ini Badan pangan undang seluruh kementerian, tidak bisa dihindari kenaikan harga, pupuk juga naik, biaya tanam, ada kendala distribusi, BBM naik," ujarnya.

Untuk mengatasi ini Zulhas menyebut akan mengoptimalkan operasi pasar di seluruh tanah air. Pemerintah pun akan memastikan stok beras aman dengan harga yang terjangkau.

"Agar operasi pasar ini bisa serempak di tanah air terutama di tempat-tempat yang harganya naik tinggi. Kita memastikan stoknya ada, harganya terjangkau," tegasnya.

Saat harga beras sedang naik, salah satu pedagang beras bernama Billy menyebut masih ada beras selundupan yang masuk ke Indonesia. Berdasarkan klaimnya, beras tersebut masuk ke Batam dan menguasai 90% pasar beras di sana.

"Di Batam 90% (beras) selundupan. Dari Vietnam 90%," katanya. Beras selundupan itu disebut lebih murah Rp 2.000. Namun, beras selundupan tidak masuk ke Pulau Jawa dan hanya beredar di wilayah sekitar Batam.

(ara/ara)

Hide Ads