LPS Ungkap 4 'Hantu' yang Gentayangi Sektor Keuangan RI

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 06 Okt 2022 11:46 WIB
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungkap, ada sejumlah tantangan pada sektor keuangan Indonesia ke depan. Tantangan itu berasal dari global maupun dari dalam negeri.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyebut, pertama, tantangan itu berasal dari global. Setelah pandemi COVID-19 dan masalah rantai pasok mereda, sektor keuangan dihadapkan pada tantangan berupa inflasi, kenaikan harga energi, perlambatan ekonomi utama dunia, dan kenaikan bunga menjadi penyebab tingginya ketidakpastian secara global.

"Berbagai lembaga internasional sudah merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022. Berbagai lembaga internasional tadi memperkirakan ekonomi global tumbuh dalam kisaran 2,9% sampai 3,2% pada tahun 2022," jelasnya dalam webinar Kiprah LPS dalam Stabilisasi dan Penguatan Sektor Keuangan, Kamis (6/10/2022)

Tantangan kedua adalah terkait literasi keuangan yang rendah. Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2019, indeks inklusi keuangan nasional pada level 76,19%, sementara literasi keuangan 38,03%.

"Artinya 7 dari 10 masyarakat Indonesia telah memiliki akses kepada produk dan jasa keuangan. Namun hanya 4 dari 10 orang yang memahami apa itu produk dan jasa keuangan. Artinya terdapat gap yang signifikan antara inklusi dengan literasi keuangan nasional," terangnya.

"Pemahaman masyarakat yang terbatas atas produk keuangan menyebabkan timbulnya berbagai risiko seperti penipuan yang berdampak buruk kepada masyarakat," tambahnya.

Tantangan ketiga digitalisasi. Dia menjelaskan, perkembangan digital meningkat pesat hingga menimbulkan segmen sendiri dalam ekonomi dan keuangan. Kembali, dia mengatakan, literasi perlu ditingkatkan. Apalagi, kian hari risiko kejahatan siber meningkat.

Tantangan terakhir ialah pendalaman pasar keuangan. Pendalaman pasar keuangan Indonesia relatif rendah jika dibandingkan negara tetangga. Kapitalisasi pasar pasar modal Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) baru sebesar 46,9%. Sementara, Filipina 75,4%, Thailand 108,7% dan Malaysia 129,5%.

"Pendalaman pasar keuangan ini perlu terus ditingkatkan supaya peran pasar keuangan sebagai sumber pembiayaan pembangunan semakin tinggi dan tidak tergantung dana asing dalam pembangunan nasional," jelasnya.



Simak Video "Video Bos LPS Imbau Masyarakat Tak Takut Taruh Uang di Bank: Saya Jamin"

(acd/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork