Ekonomi Inggris dan China Lagi 'Sakit Parah', RI Bisa Ketularan?

Ekonomi Inggris dan China Lagi 'Sakit Parah', RI Bisa Ketularan?

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 06 Okt 2022 13:13 WIB
Bank Dunia memprediksi laju pertumbuhan ekonomi RI tumbuh 4,4% di tahun 2021. Hal itu didasarkan pada peluncuran vaksin yang efektif pada kuartal pertama 2021.
Foto: Grandyos Zafna

Di sisi lain, ia optimis bahwa RI masih lebih resilient dibanding dengan negara-negara terdampak lainnya, yang pertama dengan melihat RI yang ditunjang oleh pasar domestik yang besar. Apabila pasar masih berjalan baik, menurutnya, pengaruh ekonomi global masih bisa diredam.

"Indonesia masih lebih resilient memang kalau menurut saya Kenapa karena Indonesia masih dibantu oleh domestic market atau pasar domestik dalam negerinya yang besar. Sepanjang kondisi ekonomi domestik ini terus bergeliat, saya rasa apa yang terjadi di luar, meski bersumber dari mitra dagang utamanya, masih ada peredamnya," jelasnya.

Berbeda dengan negara-negara lain yang pasar domestiknya kecil di Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Menurutnya, negara tersebut, akan lebih terpengaruh dengan kondisi China. Apalagi negara-negara kecil yang memang ekonomi di didorong oleh ekonomi global misalnya Singapura dan Hongkong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian menurutnya, integrasi atau keterkaitan ekonomi RI dengan ekonomi eksternal juga terbilang kecil. Hal ini pula yang membuatnya yakin Ri relatif lebih resilient.

"Walaupun sudah makin lama makin tinggi, tapi kalau dibandingkan negara lain, relatif lebih kecil. Dibandingkan Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam. Kita lebih lebih bersih keterkaitan dengan ekonomi globalnya, termasuk dengan China. Jadi ini yang membuat kita relatif lebih resilient yang dibandingkan negara lain," tambahnya.



Simak Video "Video: Kepanikan Warga Rongjiang China saat Banjir Besar Melanda"
[Gambas:Video 20detik]

(das/das)

Hide Ads