Dalam diskusi tersebut salah satu topik yang disinggung adalah terkait biaya Masyair yang dikenakan oleh pemerintah Saudi dalam penyelenggaraan ibadah haji.
Delegasi NAHCON juga mendapatkan penjelasan terkait manajemen penyelenggaraan ibadah haji yang dilakukan Kementerian Agama Republik Indonesia, mulai dari sistem pendaftaran haji, kesiapan akomodasi, penyediaan embarkasi dan pemandu jemaah dan fasilitas kesehatan yang selalu siaga.
"Nigeria memiliki kemiripan karakteristik manajemen haji dengan Indonesia, dimana Nigeria dan Indonesia masuk dalam 10 besar negara peserta haji terbanyak di dunia. Dengan kemiripan tersebut, NAHCON banyak bertukar ilmu dengan Kementerian Agama dan BPKH RI dalam hal manajemen haji. Pemerintah Nigeria ingin mengembangkan sistem antrian pendaftar jemaah haji agar lebih terstruktur dalam pelaksanaannya," tutur Hilman Latief
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesempatan itu, Commisioner Policy, Personnel, Management dan Finance NAHCON, Nura Hassan Yakassai juga berbicara mengenai potensi kerja sama Nigeria dan Indonesia ke depannya.
"Potensi kerja sama antara Indonesia dan Nigeria ke depannya sangat menjanjikan. Meskipun pandemi covid-19 belum reda seluruhnya, namun situasi saat ini sudah sangat mendukung terciptanya forum-forum diskusi antarnegara, yang juga dapat melibatkan Arab Saudi sebagai regulator haji," katanya.
Diharapkan dengan kunjungan ini hubungan kerja sama kelembagaan antarnegara dapat terjalin dengan baik dan saling mendukung dalam ekosistem haji.
Rombongan juga dijadwalkan hadir dalam Konferensi Haji Internasional yang digelar pada 7 Oktober 2021 secara hybrid di Jakarta Convention Center dan melalui zoom.
Chairman/Chief Executive Officer National Hajj Commision of Nigeria, Alhaji Zikrullah Kunle Hassan juga akan mengisi sesi seminar dalam acara ini.
Bagi masyarakat yang ingin ikut hadir, dapat mengakses link pendaftaran yang tertera pada media sosial BPKH RI maupun link bit.ly/Hajjconference2022.
(dna/dna)